Djarum Foundation turut bekerja sama dengan Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Nonformal, menyusun materi pelatihan berpikir komputasional yang kini mulai diadopsi di berbagai daerah di Indonesia.
Sejak akhir 2024, program ini menjangkau jenjang SD/MI, dengan 11 sekolah dasar menjadi pilot project.
Hasilnya mengejutkan, dalam waktu dua bulan, skor rata-rata siswa kelas 4 sampai 6 dalam tes BEBRAS- standar internasional untuk mengukur keterampilan berpikir komputasional- meningkat hingga 62 persen.
Kelas-kelas pun menjadi lebih hidup.
Baca Juga: MAKI: Riza Chalid Diduga Sudah Nikahi Kerabat Sultan di Malaysia
Di SD 2 Barongan, misalnya, siswa kelas 5 begitu antusias saat belajar block coding dengan Scratch.
Mereka tak segan bertanya dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi.
Sementara di MI Muhammadiyah Al Tanbih, siswa kelas 2 kini belajar matematika dengan cara yang menyenangkan, menggunakan permainan logika untuk memahami konsep bangun datar melalui objek nyata di sekitar mereka.
Momentum pembelajaran berpikir komputasional dirayakan dalam ajang Festival dan Lomba Berpikir Komputasional yang digelar di Pendopo Kabupaten Kudus pada Minggu, 27 Juli 2025.
Baca Juga: Begini Curhatan Jokowi Soal Tuduhan Ijazah Palsu Saat Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Lebih dari 250 siswa SD/MI unjuk gigi dalam berbagai tantangan kreatif yang mengasah logika dan imajinasi.
Mulai dari merakit robot bertema Sustainable Development Goals (SDGs), membuat animasi edukatif menggunakan Scratch, hingga tantangan unplugged seperti menyusun algoritma penunjuk jalan, bermain sorting koin, hingga menyelesaikan pola logika- semua dilakukan tanpa gawai dan tetap memicu nalar serta kolaborasi.
Bupati Kudus, Samani Intakoris, menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh pihak yang mendorong inovasi pendidikan di daerahnya.
Baca Juga: Penemuan Mayat di Purwokerto Kayen Diduga Korban Pembunuhan, Leher dan Kaki Korban Terikat Tali
"Saya bangga Kudus menjadi pionir pembelajaran koding dan AI sejak dini."