Baca Juga: Yogyakomtek 2025 pamerkan kecanggihan teknologi AI dari komik hingga film animasi
“Buku ini pun tidak hanya cerita menakut-nakuti, tetapi juga mendidik, memberi nasihat dan semakin meneguhkan identitas sastra- budaya Jawa,” terangnya.
Ditambahkan Gempar, kualitas penulisan tidak merata adalah hal wajar, sebab sebagian penulis masih pemula. Namun kekurangan-kekurangn ini justru menunjukkan dinamika belajar kolektif yang patut diapresiasi.
Lalu dalam konteks sekarang, Donyane Liyan relevan dalam beberapa aspek. Satu di antaranya, bisa sebagai penguat identitas budaya, karena menghidupkan kembali kosmologi Jawa yang sering terpinggirkan.
“Tak kalah penting, buku Antplpgi Cerkak Misteri, Donyane Liyan dapat sebagai literasi alternatif, dan buku ini memperkaya bahan bacaan berbahasa Jawa di luar buku pelajaran formal,” tandasnya.*