Reruntuhan bata pun seketika menjadi rebutan masyarakat.
Yudha (35), warga Ambarketawang, Gamping, Sleman, mengaku sudah datang sejak sore karena tak ingin melewatkan peristiwa budaya yang hanya terulang sewindu sekali itu.
"Saya sebagai orang Jawa pengin nguri-uri (merawat) budaya Jawa di tengah arus modernisasi. Dalam kultur Jawa, kan ada banyak simbolisme yang masih cukup relevan dengan konteks masa kini," ujarnya.
Baca Juga: Penampakan Trash Barrier, Alat Perangkap Sampah yang Dipasang di Sejumlah Sungai Yogyakarta
Atus, warga Demangan, Kota Yogyakarta, juga mendekat ke lokasi demi mendapatkan batu bata sisa prosesi.
Meski harus berdesakan dan berebut dengan warga lain, ia mengaku puas lantaran berhasil memperoleh beberapa potongan untuk dibawa pulang.
"Meskipun hanya pecahan-pecahan, tapi ini akan saya berikan untuk anak laki-laki dan perempuan saya. Harapannya biar mereka cepat bangun rumah, biar tidak boros," ucap Atus. *