Cuaca panas sangat berdampak pada kondisi sawah dan tanaman padi menjadi cepat kering. Kondisi diperparah dengan agenda tahunan BBWSBS melakukan penutupan pintu air Dam Colo Nguter untuk perawatan rutin. Akibatnya petani kelabakan mencari sumber air sendiri dari sumur pantek dan sumur dalam demi bisa mengairi tanaman padi di sawah.
Petani atas kondisi tersebut kemudian meminta kepada BBWSBS melakukan perubahan kebijakan pada tahun 2024 dengan tetap membuka pintu air Dam Colo Nguter saat MT III. Upaya tersebut berhasil dan dipenuhi BBWSBS dengan mengalirkan air ke sawah petani. Hal sama juga akan diterapkan di tahun 2025 ini.
"Pada MT III nanti tidak ada pengeringan dan air tetap dialirkan dari Dam Colo Nguter ke sawah petani. Ini bagian dari mewujudkan swasembada pangan nasional," lanjutnya.
Jigong menambahkan, kondisi saat ini petani sangat terbantu dengan cuaca karena masih hujan. Hal ini berdampak pada stok air untuk pengairan pertanian. Sumber penampungan air untuk sektor pertanian dipastikan masih aman.
"Pengairan khususnya di aliran Dam Colo dipastikan aman. Stok air melimpah. Kami juga mendapat informasi dari petani sawah tadah hujan juga aman karena kebutuhan air terpenuhi pengaruh cuaca karena masih turun hujan," lanjutnya.
Setelah ada kebijakan kelonggaran tersebut, P3A Dam Colo Timur meminta kepada petani memaksimalkan kesempatan yang ada karena stok air melimpah dan sudah terjamin dari BBWSBS. Petani diminta segera melakukan percepatan tanam padi setelah selesai panen.
"Petani yang selesai panen diminta melakukan percepatan olah tanah dan tanam padi sesuai kebijakan pemerintah. Stok air yang ada ini harus dimaksimalkan agar selanjutnya tetap bisa tanam dan panen padi," lanjutnya. (*)