Dampak musim kemarau, debit air Dam Colo dikabarkan segera dikurangi. Petani resah!

photo author
- Selasa, 13 Agustus 2024 | 18:25 WIB
Arsip foto. Kondisi Dam Colo Nguter masih melimpah air untuk mengairi tanaman padi petani.  (Wahyu Imam Ibadi)
Arsip foto. Kondisi Dam Colo Nguter masih melimpah air untuk mengairi tanaman padi petani. (Wahyu Imam Ibadi)

HARIAN MERAPI - Debit air yang dialirkan dari Dam Colo Nguter ke saluran irigasi pertanian dikabarkan segera dikurangi dari 16 meter kubik per detik menjadi 11 meter kubik per detik.

Pengurangan dilakukan dampak musim kemarau mengakibatkan stok air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri berkurang drastis. Kondisi tersebut membuat petani resah.

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, Selasa (13/8/2024) mengatakan, petani sebelumnya sudah mendengar kabar jadwal penutupan pintu air Dam Colo Nguter maju satu bulan dari biasanya Oktober menjadi September.

Sekarang petani baru saja mendapat informasi rencana pengurangan debit air yang dialirkan melalui saluran irigasi.

Baca Juga: Menuju Pilkada Pati 2024, Diperkirakan Akan Muncul Nama Baru Bacawabup yang Merupakan Kepala Desa

Kondisi tersebut membuat petani di sepanjang aliran Dam Colo Nguter resah. Sebab saat ini petani sangat membutuhkan air untuk mengairi sawah. Musim kemarau berdampak kekeringan mengancam tanaman padi kekurangan air dan mati.

"Kabarnya sekitar 15 atau 16 Agustus 2024 nanti ada pengurangan debit air dari Dam Colo Nguter yang dialirkan ke saluran irigasi dari sebelumnya normal 16 meter kubik per detik menjadi 11 meter kubik per detik. Informasinya disebabkan karena stok air habis di hulunya atau di WGM Wonogiri. Kami masih akan konfirmasi ke BBWSBS. Karena setelah terima kabar itu jelas resah," ujarnya.

Jigong meminta kepada petani untuk tenang dan menunggu perkembangan. Disisi lain, BBWSBS juga diminta untuk segera memberikan informasi resmi dan selalu melibatkan petani dalam mengambil kebijakan pengelolaan air WGM Wonogiri dan Dam Colo Nguter.

"Petani disepanjang aliran Dam Colo Timur saja resah. Apalagi petani di daerah lain semisal di wilayah Kabupaten Sragen saja yang baru mau olah tanah. Kalau nanti debit air di kurang dan September mendatang pintu air di tutup jelas petani akan kesulitan," lanjutnya.

Baca Juga: Usai Liga Perkutut Prabukusumo Jogja, Kung Mania Antusias Ikut Ngerek Bareng dan Disediakan Tongseng Kambing

Paguyuban P3A Dam Colo Timur meminta kepada BBWSBS selalu pengelola Dam Colo Nguter melakukan perbaikan pengelolaan air dengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan petani.

Sebab Dam Colo Nguter dibangun sebagai sumber penampungan air salah satunya untuk pertanian. Namun yang terjadi justru disaat petani butuh air di musim kemarau pintu air Dam Colo Nguter ditutup.

Jigong mengatakan, petani kembali harus menanggung beban berat disaat musim kemarau setiap tahun. Disatu sisi petani dikejar untuk segera tanam padi dan hasil panen melimpah untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah dan nasional. Disisi lain, petani harus dihadapan kesulitan mendapat air.

Sebab disaat musim kemarau kebutuhan air untuk tanaman padi didapat petani hanya dari sumber tampungan seperti Dam Colo Nguter. Namun disaat petani butuh air, justru BBWSBS melakukan penutupan pintu air selama satu bulan untuk perawatan rutin sebagai agenda tahunan.

Baca Juga: KPU Salatiga Turun ke Pasar, Sosialisasi Pilkada 2024, Ini Tujuannya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X