HARIAN MERAPI - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengaku tidak masalah jika di-"bully" oleh banyak pihak gegara rob di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, yang tak kunjung tertangani.
"Saya 'di-bully' ndak papa. Itu seperti obat. Terpenting, saya tidak tinggal diam, kerja ikhlas dan lebih giat," katanya saat Forum Rembug Bareng Gubernur Jateng Bareng Pimpinan Media di Semarang, Rabu (2/7), seperti dilansir dari ANTARA.
Terkait bencana rob di Sayung, ia mengaku telah menganalisa penyebab dan penanganannya, apalagi rob di wilayah tersebut sudah terjadi lebih dari 10 tahun, dan kondisinya diperparah dengan adanya penurunan muka tanah.
Baca Juga: Rob di Sayung Demak Tak Kunjung Tuntas, Wagub Jateng Gus Yasin Minta Maaf
Guna menanganinya, kata dia, Pemerintah Provinsi Jateng mengambil tindakan terstruktur, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Penanganan jangka panjang, ia mengatakan bahwa "giant sea wall" atau tanggul laut merupakan jalan keluar atas rob Sayung, sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam menangani rob di pesisir Pantai Utara Jawa.
"Saya tak tinggal diam, saya mendorong percepatan. Tahun 2026 nanti -tanggul laut- fungsional," kata mantan Kapolda Jateng itu.
Baca Juga: Tanggul Sungai Tuntang jebol, sebanyak 11 desa di Demak kebanjiran
Pembangunan "giant sea wall" nantinya akan dilengkapi dengan dua kolam retensi berukuran besar, yakni Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan.
Kolam retensi Terboyo luasnya hampir 189 hektare, bisa menampung enam juta kubik air. Kemudian sebelahnya adalah Sriwulan, dengan luas 28 hektare yang bisa menampung air satu juta kubik lebih yang disiapkan untuk menampung luapan air di wilayah Demak dan Kota Semarang.
Kemudian untuk penanganan jangka pendek, ia telah menerjunkan semua organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Jateng untuk mengintervensi desa-desa yang terdampak, dan masing-masing OPD bertugas sesuai tugas pokok fungsinya.
Baca Juga: PSIS Semarang Turun Liga 2, Yoyok Sukawi Minta Maaf
Ia mencontohkan. Dinas Pusdataru menyedot air genangan rob dan membuang ke sungai, Dinas PU Bina Marga memasang "water barrier" agar pengguna jalan tak jatuh di saluran air yang tergenang rob, dan Dinas Pendidikan membantu kebutuhan siswa yang sekolahnya terdampak rob.
Selanjutnya ada juga Dinas Kesehatan yang turun langsung di masyarakat, untuk mengobati warga yang sakit melalui program Speling (Dokter Spesialis Keliling).
Langkah lain yang dilakukan adalah menanam mangrove melalui program Mageri Segoro. Tahun ini Pemprov Jateng menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove.