Tahap SPMB dimulai, sekolah diminta pertahankan mutu pendidikan hasilkan anak berprestasi

photo author
- Rabu, 25 Juni 2025 | 14:15 WIB
Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat memantau SPMB tahun ajaran 2025/2026 di SMPN 1 Sukoharjo. ( Foto: Wahyu Imam Ibadi)
Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat memantau SPMB tahun ajaran 2025/2026 di SMPN 1 Sukoharjo. ( Foto: Wahyu Imam Ibadi)

HARIAN MERAPI - Sekolah diminta mempertahankan mutu pendidikan dengan menghasilkan anak berprestasi. Penekanan tersebut sebagai upaya mewujudkan anak berkualitas sebagai generasi penerus bangsa.

Sekolah dalam mewujudkan mutu pendidikan dimulai dari Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Rabu (25/6/2025) mengatakan, SPMB yang digelar setiap tahun ajaran baru merupakan bagian awal dari sekolah dalam mencetak anak berprestasi dimulai dari mutu pendidikan yang diterapkan dalam pembelajaran.

"Sekolah dalam mempertahankan mutu pendidikan ini sangat penting untuk menghasilkan anak berprestasi dan berkualitas. Jadi anak ini ketika diterima di jalur prestasi ya karena prestasinya anak itu sendiri. Proses ini dimulai dari sekarang di SPMB," ujarnya.

Baca Juga: Waspadai pelaku gendam orang asing, ini modusnya

Mutu pendidikan tersebut dijalankan secara berjenjang di sekolah. Dimulai dari tingkat dasar yakni SD, SMP, SMA dan SMK. Sistem pendidukan berkualitas akan berdampak besar pada keberlanjutan sekolah anak.

"Anak saat mendapat nilai maka itu yang didapat. Setelah lulus SD maka nilai itu bisa digunakan mendaftar ke jenjang diatasnya yakni SMP. Disini akan diketahui kualitas dimana anak itu sekolah sebelumnya dan mutu pendidikan sekolah tersebut," lanjutnya.

Kepala Disdikbud Sukoharjo Heru Indarjo, mengatakan, Disdikbud Sukoharjo menggagas program satu sekolah unggulan negeri disemua kecamatan berawal dari keprihatinan semakin banyak sekolah negeri yang ditinggalkan masyarakat.

Para orang tua lebih memilih tempat pendidikan untuk anak di sekolah unggulan terpadu swasta berbasis religi atau keagamaan. Pilihan tersebut dilakukan orang tua karena kualitas dan jaminan pendidikan untuk anak dari sekolah swasta.

Baca Juga: Inilah gaya kepemimpinan Presiden Prabowo dalam menyelesaikan masalah

Meski biaya yang dikeluarkan para orang tua lebih tinggi di sekolah swasta, dikatakan Heru para orang tua tetap memilih disana dibanding sekolah negeri. Kondisi tersebut membuat banyak sekolah negeri kekurangan murid saat penerimaan siswa baru setiap tahun. Akibatnya dalam jangka panjang banyak sekolah negeri akhirnya terpaksa ditutup dan dilakukan penggabungan atau regrouping.

Disdikbud Sukoharjo sudah melakukan langkah penggabungan sejumlah sekolah. Namun ditegaskan Heru hal tersebut bukan menjadi solusi terakhir. Sebab perlu langkah strategis dengan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah negeri agar para orang tua kembali menyekolahkan anaknya disana.

"Disdikbud Sukoharjo berencana membuat satu sekolah unggulan negeri disemua kecamatan mulai tingkat PAUD/TK, SD dan SMP. Sekolah itu yang sesuai kewenangan kami. Sedangkan SMA dan SMK bukan kami melainkan provinsi," ujarnya.

Disdikbud Sukoharjo sudah melakukan persiapan cukup lama dengan perencanaan program melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Kajian juga telah dilakukan di 12 kecamatan untuk melihat potensi wilayah dan kondisi sekolah.

Baca Juga: Program beasiswa kuliah, Pemkab Sukoharjo bantu anak tidak mampu dan berprestasi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X