HARIAN MERAPI - Pengajian Ahad Pahing 25 Mei 2025 yang diadakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Boyolali menghadirkan Pembicara Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.
Kegiatan PCM Boyolali ini dalam rangka melaksanakan Program Kerja Persyarikatan, yang dilanjut dengan pengobatan gratis bagi para jamaah pengajian.
Khamim Zarkasih Putro, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Anggota Majlis Tabligh PP Muhammadiyah Periode 2015-2022, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) DIY, Ketua 3 ICMI Orwil DIY, serta Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta kali ini membahas materi ”Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam Mendidik dan Berkarya.”
Baca Juga: Membangun keluarga bahagia dengan samudera Al-Fatihah
Sebagai manusia pilihan (al-mushthafa), pada diri Rasulullah Muhammad SAW terdapat sifat-sifat utama yang akan menjadi contoh yang terbaik bagi kehidupan orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab; 33:21).
Dalam mendidik dan bekerja/berkarya seorang pendidik harus memiliki etos kerja yaitu seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup motivasi yang menggerakkan mereka, karakeristik utama,
spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip dan standar. Di antara etos mendidik dan bekerja dalam perspektif Islam setidaknya ada delapan;
Baca Juga: Tugas utama para Rasul utusan Allah
yaitu: (1) mendidik atau bekerja adalah suatu ibadah, (2) rahmah, (3) amanah, (4) panggilan jiwa, (5) aktualisasi diri, (6) seni, (7) kehormatan, dan (8) tugas pelayanan.
Bagi seorang pendidik, baik yang berkecimpung di dalam pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah/madrasah), maupun non formal (masyarakat), keteladanan yang melekat pada diri Nabi Muhammad SAW yang sering diungkapkan dengan kepemimpinan atau keteladanan STAF (shidiq, tabligh, amanah dan fathonah) merupakan suatu imperatif yang harus diikuti dan diteladani.
Di antara sifat-sifat wajib Nabi itu disederhanakan dalam empat sifat utama yang menjadi kunci utama bagi para pendidik untuk menemukan jati dirinya, sekaligus modal utama dalam pembentukan karakter anak/peserta didik. Empat sifat wajib Nabi itu ialah:
Pertama, jujur (shidiq), satu kepemimpinan rasuli yang jujur dan benar serta terhindar dari kedustaan dan kebohongan.
Baca Juga: Bekerja adalah ibadah
Segala apa yang diucapkan patut didengar dibenarkan, dan satunya antara perkataan dan perbuatan. Kejujuran beliau tidak terkenal hanya di kalangan para sahabat, tapi juga para musuh pun mengakui hal tersebut.