Prestasi Kabupaten Sukoharjo tersebut membuat terpilih menjadi perwakilan Jawa Tengah sebagai lokasi panen serentak 14 provinsi bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto Senin (7/4) lalu.
"Target Sukoharjo setara beras 10.006 ton (gkp = 1.396 ton, beras = 9.261 ton). Realisasi penyerapan 1.970 ton (20%) (gkp = 2.884 ton (206%), beras = 425 ton (4,5%)," lanjutnya.
Nanang menegaskan, penyerapan gabah dilakukan Bulog Surakarta di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Artinya gabah hasil panen tanaman padi petani di Kabupaten Sukoharjo akan diserap sesuai ketentuan berlaku.
"Kegiatan penyerapan GKP sudah dimulai dari Februari 2025. Posisi GKP yg dibeli GKP yang baik (panen sudah pada waktunya, tidak berhama dan tidak kena banjir) dengan harga Rp 6.500 per kilogram dengan skema bayar langsung atau pembayaran transfer H+1 usai panen," lanjutnya.
GKP dan beras yang di beli Bulog dijadikan cadangan pangan pemerintah. Stok setara beras Bulog Surakarta sampai saat ini 46 ribu ton. Jika kapasitas gudang penuh akan dilakukan penambahan gudang.
"Kami optimis target yang dibebankan pemerintah terkait penyerapan gabah di Kabupaten Sukoharjo berhasil kami realisasikan. Sebab sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat maju dan petani mendapat dukungan penuh Pemkab Sukoharjo berhasil swasembada pangan," lanjutnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan, pemerintah sudah menetapkan HPP gabah tahun 2025 sebesar Rp 6.500 per kilogram. Penetapan tersebut berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo memastikan penerapan HPP gabah tahun 2025 sebesar Rp 6.500 sudah diketahui petani. Karena itu petani diminta tenang mengingat penyerapan gabah hasil panen sudah dilindungi pemerintah.
"Dari sisi harga sudah dilindungi pemerintah dengan penetapan HPP gabah tahun 2025 sebesar Rp 6.500 per kilogram. Sedangkan dari sisi penyerapan gabah hasil panen padi petani sudah dijamin pemerintah melalui Bulog yang langsung menyerap ke petani," ujarnya.
Bagas menambahkan, setelah ada jaminan dari pemerintah diharapkan membuat petani tenang. Terpenting juga petani menjaga kualitas gabah hasil panen padi. Salahnya terkait dengan kadar air karena berpengaruh pada harga sesuai penetapan pemerintah.
"Dalam keputusan HPP tahun 2025 tersebut sudah dijelaskan mengenai aturan harga yang ditetapkan salah satunya berkaitan dengan kadar air gabah hasil panen padi petani," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, berdasarkan Kepbadan Nomor 2 Tahun 2025 dijelaskan bahwa harga gabah kering panen (GKP) di petani sebesar Rp 6.500 per kilogram dengan ketentuan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen. Harga gabah kering panen (GKP) di penggilingan padi sebesar Rp 6.700 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
Harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan padi sebesar Rp 8.000 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen. GKG di gudang Bulog sebesar Rp 8.200 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen.
Harga beras di gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kilogram dengan kualitas derajat sosoh minimal 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 25 persen dan butir menir maksimal 2 persen.
"HPP gabah tahun 2025 ini sudah berlaku sejak 15 Januari lalu. Kami pantau terus mengingat saat ini petani masih tanam padi MT I dan segera panen nanti," lanjutnya. *