Soal pohon keramat Nangka Growong di Kaki Gunung Merbabu, semula adalah lesung untuk menumbuk padi petani

photo author
- Kamis, 6 Maret 2025 | 20:00 WIB
Pohon nangka growong dusun Kadisana desa Gantang Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. (MERAPI-AMAT SUKANDAR)
Pohon nangka growong dusun Kadisana desa Gantang Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. (MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Ada pohon keramat Nangka Growong di Kaki Gunung Merbabu, yang konon katanya semula adalah lesung untuk menumbuk padi petani.

Sebuah pohon nangka tua masih tumbuh subur di tengah tegalan di dusun Kadisana desa
Gantang Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, di kaki barat Gunung Merbabu.

Di tengah batangnya pohon nangka ini ‘growong’ (berongga), berbentuk lekukan memanjang dari batang bagian bawah sampai bagian atas.

Baca Juga: Cemburu Korban Dijodohkan, Adi Suwanto Jadi Tersangka Percobaan Pembunuhan Adik Ipar di Sukoharjo

Menurut ceritera legenda yang masih lestari secara tutur tinular dari generasi ke generasi, pohon nangka growong itu semula adalah sebuah ‘lesung’, piranti petani untuk menumbuk padi.

Komposisi pohon nangka ini juga tidak lumrah, dari batang yang besar itu tumbuh ranting-ranting, tanpa dahan besar.

Biasanya pohon ini berbuah lebat yang bergelantungan di batang dan ranting-ranting pohonnya. Buah nangka pohon ini berwarna hijau.

Konon, bila pohon nangka ini buahnya lebat sebagai pertanda harga buah nangka akan baik. Ini artinya, pohon nangka lainnya milik warga petani di daerah ini juga akan berbuah lebat dengan harga yang cukup mahal dan menguntungkan petani.

Baca Juga: Tambang batu di Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin, Gunungkidul runtuh, seorang penambang tewas di lokasi

Pohon nangka tua yang dikeramatkan oleh warga setempat ini setinggi lebih kurang 15
meter dengan garis tengah batang bagian bawah sekitar satu setengah meter.

Warga desa setempat menyebut pohon ini, “Lesung semi nangka growong”, karena pohon nangka ini semula sebuah ‘lesung’ yang bersemi dan tumbuh menjadi sebuah pohon.

Menurut mantan Kepala Desa Gantang, Muhyad S.Sn, pohon nangka tua ini sudah berumur enam ratus tahun dan sampai kini masih dirawat dan dilestarikan bahkan ‘dikeramatkan’ oleh warga setempat.

Dia menuturkan, ada keanehan untuk rasa buah nangka di pohon ini. Meski dari satu
pohon, tetapi rasa buahnya berbeda-beda.

Baca Juga: Sepuluh keutamaan bulan Ramadhan, di antaranya bulan penuh berkah

Buah yang berada di sisi barat daya rasanya hambar dan kaku, tidak enak. Di batang pohon sisi timur buah nangkanya terasa manis, dan yang ke arah barat laut daging buahnya berwarna putih dan rasanya enak. Beton atau isi buahnya dari pohon ini tidak bisa tumbuh (‘thukul’) bila ditanam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

SIMAGENTA untuk Perkuat Manajemen ASN Kota Magelang

Kamis, 9 Oktober 2025 | 19:50 WIB
X