HARIAN MERAPI - Peningkatan sektor pertanian secara terstruktur dan sistematis, salah satunya dengan penerapan teknologi dan digitalisasi secara baik.
Hal tersebut menjadi alasan tersendiri bagi Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ikut memasyarakatkan terkait teknologi dan digitalisasi.
Sehingga, Jatam DIY sebagai organisasi di bawah Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM DIY akan punya peran pula dalam mendukung pertanian modern bagi para petani.
Baru-baru ini, Jatam DIY bersinergi dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan sarasehan.
Baca Juga: Perluas Akses Pasar, UMKM Binaan BRI Ikuti Pameran Natural Product Expo West 2025 di Los Angeles
Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor PDM Sleman tersebut terutama lebih mengenalkan alat analisa kesuburan tanah dan mampu memberikan rekomendasi pemupukan berbasis Internet of Things (IoT).
Menurut Ketua Jatam DIY, Luqman Johannudin, sarasehan diikuti oleh perwakilan pengurus Jatam tingkat cabang (kapanewon) se Kabupaten Sleman.
“Kegiatan juga kami rangkai dengan buka puasa bersama. Alhamdulillah, peserta sangat antusias dan tertarik untuk mengaplikasikan alat tersebut,” jelasnya.
Hasil dari kegiatan tersebut, Jatam DIY hingga tingkat kapanewon akan lebih mengenalkan dan mengimplementasikan alat tersebut kepada para petani Muhammadiyah di DIY.
Baca Juga: Patrick Kluivert optimistis Indonesia bisa finis di bawah Jepang
Hal tersebut juga bagian dari ikhtiar menuju sektor pertanian yang lebih maju dan modern. Bahkan, sebagai upaya pula untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Melalui kegiatan kolaborasi Jatam DIY dan LPM UMY, semoga menjadi penyemangat dan motivasi bagi para petani, agar semakin giat mengembangkan wawasan dan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan,” papar Luqman.
Sementara itu Dr.Eng Sholahuddin SP., M.Eng. selaku narasumber dari LPM UMY yang juga dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY menjelaskan, penerapan teknologi dan digitalisasi akan sangat membantu petani.
Baca Juga: Warga Gamping Sleman dibekuk polisi karena jual obat mercon melalui media sosial
“Misalnya terkait analisa tingkat kesuburan tanah hingga efisiensi penggunaan pupuk. Sebab, pemupukan yang dilakukan petani selama ini cenderung boros,” jelas Sholahuddin. Menurutnya, penggunaan pupuk kimia yang berlebih dan tidak sesuai kebutuhan tanaman dapat membuat tanah menjadi bantat dan kurang subur.