HARIAN MERAPI - Puteri Indonesia DIY 2025, Maharani Divaningtyas, S.E., B.Sc., menggelar audiensi dengan Kepala Dinas Koperasi & UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, M.M.A, Selasa (11/3/2025) lalu.
Dalam audensi itu, membahas strategi konkret dalam pemberdayaan perempuan melalui sektor UMKM. Hal tersebut sejalan dengan advokasi Berbagi Kehangatan.
Puteri Indonesia DIY Maharani berkomitmen mendukung perempuan dan masyarakat DIY agar semakin berdaya melalui akses pelatihan, pendampingan usaha, serta pemanfaatan teknologi digital terutama pada sektor Koperasi dan UMKM.
Baca Juga: Rawan Longsor Susulan, Bukit Clongop Gunungkidul Retak Sepanjang 40 Meter
Dinas Koperasi dan UMKM DIY telah mengembangkan berbagai program untuk mendukung pertumbuhan UMKM, dengan potensi besar bagi pemberdayaan perempuan. Beberapa program utama yang dibahas adalah.
Teras Malioboro, sebagai ruang promosi dan penjualan bagi UMKM lokal, memberikan kesempatan bagi perempuan pelaku usaha untuk memperkenalkan produknya secara lebih luas.
Optimalisasi branding dan pemasaran, produk perempuan DIY dapat lebih kompetitif.
SiBakul Jogja, platform pemberdayaan bagi lebih dari 340.000 UMKM, berperan dalam peningkatan kapasitas dan akses pasar bagi pelaku usaha.
Baca Juga: Pelaku Pembacokan Takuti Korban dengan Senjata Revolver yang Ternyata Korek Api Ternyata Residivis
Desapreneur, yang mengintegrasikan pengembangan ekonomi desa dengan budaya dan kearifan lokal, menjadi salah satu strategi potensial dalam mendorong perempuan di pedesaan untuk memanfaatkan sumber daya dan keterampilan mereka sebagai aset ekonomi.
"Saya terus berkomitmen menjadikan program unggulan Dinas Koperasi dan UMKM DIY sebagai bagian dari advokasi Berbagi Kehangatan, dengan fokus pelatihan digital marketing bagi perempuan pelaku UMKM melalui SiBakul Jogja agar mereka lebih siap bersaing di pasar modern," kata Maharani.
Selain itu, pendampingan bagi perempuan pengusaha di Teras Malioboro untuk meningkatkan branding dan daya saing produk lokal.
Termasuk penguatan peran perempuan di pedesaan melalui program Desapreneur agar mereka dapat mengelola potensi lokal menjadi bisnis berkelanjutan.