"Pemerintah berencana melakukan integrasi semua layanan umum masyarakat ke digital. Apabila direalisasikan maka masyarakat mau tidak mau juga harus beralih ke KTP digital. Tapi sekarang KTP manual cetak masih dilayani," lanjutnya.
Upaya dilakukan Dispendukcapil Sukoharjo untuk merealisasikan capaian 30 persen KTP digital di tahun 2025 dengan memperbanyak pelayanan turun ke masyarakat. Petugas diterjunkan ke wilayah mendatangi tempat tertentu seperti sekolah, kantor pelayanan, balai desa, kantor kelurahan, kantor kecamatan, pasar dan lainnya untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat yang akan beralih ke KTP digital.
Budi Susetyo, mengatakan, berdasarkan data Dispendukcapil Sukoharjo diketahui jumlah penduduk yang sudah memiliki KTP sekitar 680.000 orang. Pemerintah pusat menetapkan target awal 25 persen atau 170.000 orang sampai akhir 2024 aktivasi KTP digital bisa tercapai. Target tersebut kemudian sekarang dinaikan menjadi 30 persen. Namun capaian baru terealisasi 32.000-35.000 orang atau 4-5 persen.
Angka capaian tersebut diakui Dispendukcapil Sukoharjo masih sangat kecil dibandingkan dengan target yang ditetapkan pemerintah. Namun capaian 4-5 persen di Kabupaten Sukoharjo masih lebih baik dibanding beberapa daerah lain se Indonesia. Sebab masih ada beberapa daerah yang angka capaiannya dibawah 4 persen.
Dispendukcapil Sukoharjo melihat kecilnya angka capaian aktivasi KTP digital sampai saat ini karena rendahnya kesadaran masyarakat. Sebab untuk mengejar angka capaian 4-5 persen tersebut justru datang dari upaya Dispendukcapil Sukoharjo jemput bola dengan mendatangi warga yang sudah memiliki KTP.
"Dispendukcapil Sukoharjo masih sering jemput bola turun ke masyarakat melakukan aktivasi KTP digital. Harapan kami angka capaian semakin besar dimana pemerintah akan melakukan program integrasi KTP digital dengan semua pelayanan publik. Setelah itu mau tidak mau pemilik KTP cetak atau manual akan ikut integrasi aktivasi KTP digital," lanjutnya.
Budi menjelaskan, integrasi KTP digital dengan pelayanan publik dilakukan pemerintah untuk mempercepat proses digitalisasi di era modern. Nantinya masyarakat cukup menggunakan KTP digital akan langsung terhubung dengan semua layanan publik.
"Sebagian memang masih minat memiliki KTP elektronik atau fisik manual. Sebab mereka takut data KTP digital bocor. Dispendukcapil Sukoharjo sudah memberikan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat," lanjutnya.
Dispendukcapil Sukoharjo setelah ini akan menyasar sekolah untuk meningkatkan angka capaian aktivasi KTP digital. Sasarannya yakni karyawan dan guru di SD, SMP, SMA dan SMK. Sasaran tersebut dilakukan karena besarnya pemegang KTP di sekolah.
"Sebenarnya ini cuma peralihan saja atau migrasi dari KTP manual cetak ke KTP digital atau elektronik. Kesadaran warga untuk migrasi tersebut masih rendah dan kami harus keras keras jemput bola dengan turun langsung mendatangi lokasi memberikan pelayanan," lanjutnya.
Untuk menambah jumlah pemilik KTP digital berbagai usaha telah dilakukan salah satunya dengan sosialiasi dan edukasi. Sasarannya ke lembaga atau kantor pemerintahan dan masyarakat umum. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman sekaligus meningkatkan pemahaman migrasi KTP manual cetak ke KTP digital online. *