"Dibangun baru dan buruh anggaran besar. Satu jembatan saja kemungkinan satu miliar rupiah lebih," lanjutnya.
Hasil dari perencanaan pembangunan dua jembatan nantinya akan disampaikan DPUPR Sukoharjo ke Bupati Sukoharjo. Hal ini terkait persetujuan pemenuhan kebutuhan anggaran.
"Untuk pelaksanaan pembangunan dua jembatan tersebut tidak bisa ditahun 2025. Masih dalam perencanaan sekarang. Bisa saja direalisasikan baru di tahun 2026 mendatang," lanjutnya.
Sebelumnya Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengawali hari kerja setelah selesai mengikuti pelantikan dan retret dengan kegiatan pengecekan kerusakan infrastruktur dampak bencana alam banjir di wilayah Desa Tangkisan dan Desa Dalangan Kecamatan Tawangsari dan Desa Pengkol Kecamatan Nguter, Senin (3/3).
Pemkab Sukoharjo langsung melakukan penanganan sesuai kewenangan. Terpenting juga BBWSBS diminta turun membantu karena kerusakan jembatan dan abrasi tebing sungai Bengawan Solo menjadi kewenangan mereka.
Etik Suryani mengawali pengecekan kerusakan infrastruktur dengan mendatangi jembatan Tangkisan di wilayah Desa Tangkisan Kecamatan Tawangsari. Jembatan tersebut dalam kondisi ambles dan patah pada bagian cor tengah jembatan. Pada bagian bawah jembatan banyak terdapat bambu dan kayu.
Kerusakan jembatan tersebut semakin parah pada saat banjir besar Senin (24/2) lalu. Akibatnya akses masyarakat melintas di jembatan yang menghubungkan Desa Pojok dan Desa Tangkisan Kecamatan Tawangsari menjadi terganggu.
Warga masih bisa melintas di jembatan khusus untuk pejalan kaki, pengguna sepeda angin, sepeda motor dan traktor pertanian. Sedangkan mobil dan kendaraan berukuran besar lainnya tidak bisa melintas di atas jembatan dan terpaksa memutar menggunakan jalan lain.
"Saya kembali menyambangi masyarakat setelah kemarin agenda pelantikan dan retret. Sekarang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan melihat kondisi wilayah terdampak banjir di Tangkisan, Tawangsari. Akses jembatan yang rusak bisa dilalui anak-anak sekolah. Untuk yang retak kita benahi dulu agar tidak bahaya. Traktor masih bisa lewat. Sedangkan mobil dialihkan dulu di jalan lain," ujarnya.
Masyarakat diminta tidak perlu khawatir karena kerusakan jembatan akan diperbaiki Pemkab Sukoharjo. Namun demikian perbaikan membutuhkan proses cukup panjang.
"Kalau untuk dibangun total tahun ini tidak bisa karena perlu dianggarkan dan perencanaan. Selain itu juga lelang. Jadi perlu bertahap pelaksananya," lanjutnya.
Pengecekan kemudian dilanjutkan Bupati Sukoharjo Etik Suryani dengan mendatangi lokasi abrasi tebing Sungai Bengawan Solo di wilayah Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari. Abrasi terjadi beberapa hari lalu setelah curah hujan tinggi dan aliran air Sungai Bengawan Solo sangat deras.
"Dulu ada abrasi Sungai Bengawan Solo kami sudah bersurat ke BBWSBS karena rumah salah satu warga Dalangan, Tawangsari, Untari hilang separuh. Sedangkan kondisi sekarang terjadi lagi beda tempat menimpa rumah bapak Sutarno. Selain itu di lokasi ada bangunan penahan abrasi ternyata tidak maksimal belum satu tahun sudah rusak," lanjutnya.
Bupati menegaskan agar BBWSBS segera menindaklanjuti masalah di abrasi tebing Sungai Bengawan Solo di wilayah Desa Dalangan Kecamatan Tawangsari. "BBWSBS diminta segera menindaklanjuti karena itu kewenangan mereka. Apalagi BBWSBS berkantor di wilayah Kabupaten Sukoharjo di Kartasura sana jadi harus memprioritaskan Kabupaten Sukoharjo karena kerusakan di Sungai Bengawan Solo jadi kewenangan mereka," lanjutnya.
Dampak abrasi tebing Sungai Bengawan Solo tersebut sangat terasa dampaknya bagi warga. Sebab warga kehilangan tanah yang sudah bersertifikat.