Meski Harga Sempat Tinggi, Petani Cabai di Sukoharjo Keluhkan Pendapatan Stabil Bahkan Cenderung Menurun

photo author
- Kamis, 16 Januari 2025 | 15:50 WIB
Ilustrasi. Petani cabai mengeluhkan pedapatan stabil meski harga di pasaran naik. (Koko Triarko)
Ilustrasi. Petani cabai mengeluhkan pedapatan stabil meski harga di pasaran naik. (Koko Triarko)

HARIAN MERAPI - Petani cabai mengeluhkan pendapatan yang diterima tetap stabil cenderung menurun di tengah kondisi harga sempat tinggi.

Hal ini terjadi karena besarnya biaya produksi dan panen tidak maksimal dampak cuaca ekstrem hujan deras dan angin kencang.

Petani cabai Desa Ngemplak, Kecamatan Kartasura Yardi, Kamis (16/1/2025) mengatakan, tanaman cabai miliknya mengalami kerusakan terdampak cuaca ekstrem hujan deras dan angin kencang.

Baca Juga: Terdampak Jalan Tol Yogya-Solo, Makam Keramat Kiai Kromo Ijoyo alias Mbah Celeng di Desa Wisata Ketingan, Dibongkar Hari Ini

Kerusakan terjadi seperti daun menjadi keriting, bunga dan buah cabai rontok. Selain itu tanaman cabai yang sudah berbuah dengan ukuran cukup besar sering rontok dan busuk akibat sering terkena hujan.

Kondisi tanaman cabai tersebut semakin rusak setelah terserang hama kutu putih. Akibatnya panen cabai yang didapat petani tidak maksimal atau mengalami penurunan drastis dibanding sebelumnya. Hal ini membuat harga cabai dipasaran mengalami kenaikan tinggi.

Kenaikan harga disebabkan karena pasokan cabai dari petani terbatas. Akibatnya stok cabai di pedagang ikut terpengaruh berkurang banyak.

"Harga cabai sempat tinggi hingga di atas Rp 90.000 per kilogram tapi petani justru mengeluh pendapatan yang diterima stabil cenderung turun karena banyak tanaman rusak dan hasil panen tidak maksimal," ujarnya.

Baca Juga: BRI kembali berkiprah nyata lewat BRI Menanam - Grow & Green, Bantu Pulihkan Ekosistem Lingkungan dan Dorong Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Yardi mengatakan, meski kondisi belum banyak menguntungkan namun petani tetap melanjutkan menanam cabai.

Hal ini dilakukan mengingat kebutuhan di masyarakat masih tinggi. Di sisi lain penanaman sekarang dilakukan sebagai persiapan menghadapi bulan puasa Ramdan dan Lebaran mendatang.

"Setelah ini panen saya dan mungkin petani lainnya masih akan tanam cabai untuk persiapan puasa Ramadan dan Lebaran permintaan nanti sangat tinggi. Mudah-mudahan harga bisa naik lain dan petani mendapat untung besar," lanjutnya.

Baca Juga: Jika Anda langgar aturan lalu lintas, bakal terkena sistem poin, SIM bisa dicabut, ini aturannya

Petani cabai Desa Trangsan, Kecamatan Gatak Waluyo mengatakan, hasil panen cabai rawit merah saat ini mengalami penurunan drastis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X