"Program ketahanan pangan sekarang akan lebih mudah dimana ada keterlibatan dari jajaran Polri dan TNI sesuai kebijakan dari pemerintah pusat. Harapannya hasil pertanian Sukoharjo mampu membantu pangan nasional. Kabupaten Sukoharjo sudah berhasil swasembada pangan dimana setiap tahun selalu surplus beras hasil panen petani lokal," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo meminta kepada OPD terkait untuk membantu pemantauan. Sebab sistem pertanian sekarang dilakukan dengan pemanfaatan lahan disemua wilayah sampai ditingkat desa dan kelurahan.
"Jadi gerakan tanam tanaman pangan ini tidak hanya dilakukan petani saja. Tapi juga sejumlah komponen mulai dari generasi muda atau milenial, ibu-ibu PKK, kelompok wanita tani dan warga masyarakat lainnya. Pendampingan bahkan dilakukan dengan melibatkan penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo," lanjutnya.
Widodo menjelaskan, di Kabupaten Sukoharjo memang masih diprioritaskan tanaman pangan padi disemua wilayah. Namun dibeberapa wilayah sekarang sudah menjadi sentra beberapa tanaman pangan seperti jagung di wilayah Kecamatan Grogol, Mojolaban dan Polokarto, Kedelai di Kecamatan Weru, singkong, kacang tanah dan ketela di Kecamatan Bendosari, Nguter, Tawangsari, Weru dan Bulu. Selain itu ada juga tanaman buah seperti semangka, melon, pepaya, alpukat, durian, mangga dan lainnya disejumlah wilayah.
"Pemkab Sukoharjo juga sudah memberikan sejumlah bantuan kepada petani berupa alat mesin pertanian modern (alsintan), bibit tanaman, pupuk, saluran irigasi bahkan modal usaha," lanjutnya. (*)