"Termasuk sekolah di wilayah rawan tanah longsor juga kami petakan dan dilakukan antisipasi. Pihak sekolah sudah diminta waspada dan mengutamakan keselamatan siswa dan guru," ujarnya.
Disdikbud Sukoharjo menekankan pentingnya kegiatan KBM tetap berjalan di sekolah dengan memprioritaskan keselamatan bersama baik siswa dan guru.
Apabila pihak sekolah menemukan kondisi bangunan membahayakan maka diminta segera melaporkan ke Disdikbud Sukoharjo.
"Pemetaan dan kewaspadaan bencana alam dilakukan disemua sekolah yang jadi kewenangan Disdikbud Sukoharjo," lanjutnya.
Baca Juga: Terkait Program Makan Bergizi Gratis, Senator Ahmad Syauqi Soeratno Serap Aspirasi Masyarakat DIY
Sampai saat ini diketahui belum ada sekolah terdampak bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang.
Meski demikian, Disdikbud Sukoharjo tetap meminta kepada pihak sekolah waspada mengingat kondisi cuaca sering hujan deras dan angin kencang.
"Setiap hari hujan deras dan angin kencang. Tetap waspada bencana alam khususnya di lingkungan sekolah," lanjutnya.
Heru menambahakan, mengaca dari pengalaman tahun sebelumnya saat terjadinya bencana alam diketahui beberapa sekolah di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo terdampak banjir.
Wilayah tersebut seperti Kecamatan Grogol, Polokarto dan Mojolaban. Selain itu, ada beberapa sekolah lain terdampak banjir akibat luapan sungai lainnya seperti Sungai Langsur dan Sungai Samin.
"Kepala sekolah lebih diminta memperketat pemantauan lingkungan sekolah dengan mengaktifkan penuh penjaga sekolah. Apabila ada kejadian maka segera dilaporkan karena kita tidak tahu kapan bencana alam datang seperti banjir dan angin kencang," lanjutnya.
Disdikbud Sukoharjo juga berkoordinasi dengan pihak terkait sebagai upaya mempercepat proses evakuasi apabila bencana alam terjadi.
Baca Juga: Gasak Sepeda Motor, Warga Temanggung Pelaku Pencurian Sepeda Motor Ditangkap Polisi
Langkah tersebut sebagai upaya penyelematan aset sekolah seperti buku, meja, kursi, komputer dan lainnya. *