HARIAN MERAPI - Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dinilai lambat mengesahkan tapioka singkong menjadi komoditi resi gudang.
Hal itu menyusul harga singkong yang saat ini turun drastis. Demikian diungkapkan Ketua Asosiasi Hasil Bumi dan Laut Nusantara (Hasbulan), Mashuri Cahyadi.
Dikeluhkannya, harga singkong tanpa refaksi atau pengurangan harga, saat ini di Pati, pada level kurang dari Rp1.000.
Baca Juga: Calon Bupati Batang Fauzi Fallas Bagikan Kisah Inspiratif dari Tukang Jahit hingga Jadi Pebisnis Saat Menerima Audensi dengan Promedia
"Pendapatan petani singkong terpuruk. Karena dampak dari lambatnya tapioka dimasukkan dalam daftar resi gudang oleh Kemendag dan Bappebti. Sehingga menyebabkan harga singkong hancur," ujarnya Jumat (27/9/2024).
Diungkapkan Mashuri Cahyadi, saat panen raya ini, harga singkong dari petani, tiarap (stagnant) dan hanya menyentuh Rp750.
Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi petani singkong. Lantaran, mereka tidak mendapatkan subsidi pupuk dari pemerintah.
Kondisi ekonomi petani singkong semakin terpuruk. Karena dampak tidak terserapnya singkong oleh industri tapioka. Yang disebabkan modal usaha para pengusaha tapioka di Pati juga terbatas.
Baca Juga: Terkait keberdaan diskotek Angel’s Wing, warga Karangmloko audiensi ke Kapolresta Sleman
"Petani gigit jari, karena singkong tidak laku" kata Mashuri Cahyadi.
Ketua Asosiasi Hasil Bumi dan Laut Nusantara (Hasbulan) berharap pemerintahan Presiden Prabowo, peduli terhadap pertanian singkong dan UKM tapioka.
Khususnya yang ada di Pati Jawa Tengah, mengingat produksi tapioka UKM terbesar di Indonesi berada di Pati Bumi Mina Tani.
Sementara itu, dari keterangan yang dihimpun menyebutkan, anjlognya harga ketela (singkong), disebabkan mulai adanya hujan.
Air hujan menyebabkan kandungan tapioka naik ke batang. Lalu menghijaukan daun yang semula menguning lantaran kemarau.
Baca Juga: Seorang ibu di Semarang histeris temukan anaknya gantung diri di tempat ini
"Nantinya kandungan tapioka turun lagi ke akar" ujar beberapa petani.
"Tapi memang, saat ini harga singkong turun anjlok drastis. Ini yang membuat petani menangis," kata Slamet Riyadi, petani singkong asal Dukuhseti. *