Penipu catut nama bukan fenomena baru, ada saja yang terkecoh

photo author
- Minggu, 15 September 2024 | 07:30 WIB
ilustrasi (dok harianmerapi.com)
ilustrasi (dok harianmerapi.com)

PENIPUAN dengan modus mencatut nama pejabat masih saja terjadi. Kali ini terjadi di Gunungkidul, nama Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPU PRKP) Kabupaten Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto dicatut penipu dengan menghubungi lurah-lurah dengan modus akan mendapat bantuan Jalan Usaha Tani (JUT) senilai Rp 420 juta.

Setidaknya tiga lurah telah dihubungi melalui WA dengan foto profile Kepala DPU PRKP Rakhmadian Wijayanto.

Modus penipuan seperti ini sebenarnya sudah biasa. Pelaku tidak membajak nomor pejabat, melainkan hanya mengambil foto profile dengan mengaku sebagai pejabat. Sedang nomor yang dipakai bukanlah nomor pejabat tersebut.

Baca Juga: Inilah para pemenang Samsung Innovation Campus Batch 5

Bagi orang yang cermat, tentu tidak begitu saja percaya dengan penipu tersebut. Mereka akan melakukan klarifikasi dengan menghubungi pejabat bersangkutan. Alhasil, sang pejabat pun mengaku tidak pernah menghubunginya.

Dalam kasus di atas, untungnya belum jatuh korban, karena mereka tidak langsung percaya dengan tawaran JUT yang mengaku berasal dari Kepala DPU PRKP Gunungkidul.

Mereka langsung menghubungi Rakhmadian sehingga langsung terungkap bahwa itu hanya ulah penipu. Penipuan dengan mencatut nama pejabat atau orang tertentu sebenarnya sudah sering terjadi, hanya saja masyarakat kini cerdas dan tak gampang percaya.

Baca Juga: PDIP akan dukung Prabowo, jika .....

Namun yang namanya penjahat tak kurang akal dan putus asa. Mungkin pelaku berpikir, dari seratus orang yang dihubungi, satu saja nyantol sudah mendatangkan keuntungan.

Sementara untuk menangkap penjahat tersebut nampaknya tidak mudah. Dalam kasus pencatutan nama Kepala DPU PRKP Gunungkidul, Rakhmadian sudah melapor ke polisi, namun belum jelas sejauh mana kelanjutannya.

Nama penulis pun sudah beberapa kali dicatut penipu, kemudian menghubingi sejumlah nama, teman-teman penulis, menawarkan lelang murah. Mereka pun menghubungi penulis untuk mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut. Tentu saja informasi itu tidak benar, sehingga tidak ada orang percaya dengan tipuan lelang yang ditawarkan penipu.

Baca Juga: Kasus perundungan di Undip, besaran iuran mahasiswa PPDS berkisar Rp20 juta - Rp40 juta per bulan

Intinya mereka menawarkan barang lelang berupa mobil dengan harga murah, kemudian calon korban diminta mentransfer uang muka atau biaya administrasi. Begitu uang ditransfer, penipu sudah tak bisa dihubungi.

Dia akan memakai nomor lain untuk menghubungi calon korban lainnya. Terhadap modus ini, masyarakat perlu hati-hati, karena dari sekian banyak calon korban, ada saja yang terperdaya dan menganggap lelang murah itu benar adanya. (Hudono)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X