Ibu hamil kurang energi kronis memerlukan intervensi spesifik, ini yang dilakukan Kementerian PMK

photo author
- Kamis, 5 September 2024 | 12:00 WIB
Arsip foto-Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau penimbangan serentak di Villa Taman Kartini (Posyandu Vitaka), Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi, Senin (3/6/2024).  (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Arsip foto-Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau penimbangan serentak di Villa Taman Kartini (Posyandu Vitaka), Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi, Senin (3/6/2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)



HARIAN MERAPI - Pemerintah terus mengupayakan program pengentasan anak stunting.


Di antaranya dengan menjaga kesehatan ibu hamil. Ibu hamil yang kurang energi kronis (KEK) harus menjadi perhatian serius.


Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Jakarta kemarin.

Baca Juga: Bintang Tenis Genie Bouchard Bakal Tanding Lawan Luna Maya


Muhadjir menyatakan bahwa ibu hamil kurang energi kronis (KEK) memerlukan intervensi spesifik untuk mencegah anak yang dilahirkan menjadi stunting.

Sejumlah indikator intervensi spesifik percepatan penurunan stunting memerlukan perhatian serius, yaitu ibu hamil KEK mendapatkan asupan gizi, pemantauan pertumbuhan anak balita, pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita gizi kurang, dan pemberian imunisasi dasar lengkap, katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta.

Namun di sisi lain, Muhadjir memaparkan berdasarkan laporan sembilan layanan intervensi spesifik pada triwulan kedua tahun 2024, terdapat dua indikator yang sudah sesuai jalur, yakni ibu hamil konsumsi tablet tambah darah dan anak usia 6-23 bulan mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI).

Kemudian, sambung dia, dari 11 layanan intervensi sensitif (faktor pendukung di luar kesehatan) pada triwulan kedua tahun 2024, terdapat tiga indikator yang sudah sesuai jalur, yaitu kehamilan tidak diinginkan, keluarga miskin dan rentan mendapatkan bantuan tunai bersyarat, dan sasaran yang memiliki pemahaman baik tentang stunting.

Baca Juga: Shin Tae-yong Tak Gentar dengan Mancini yang Melatih Arab Saudi

"Sementara itu, masih terdapat indikator yang memerlukan perhatian serius, pertama, yaitu calon pasangan usia subur atau PUS mendapatkan skrining (pemeriksaan) kesehatan, ini yang perlu dilaksanakan dengan maksimal. Kedua, kontrasepsi atau KB pascapersalinan, ketiga, keluarga berisiko stunting memperoleh pendampingan, dan keempat, desa/kelurahan stop buang air besar sembarangan (BABS)," paparnya.

Ia menegaskan, terdapat beberapa isu utama yang perlu menjadi perhatian bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting yaitu pertama, penting untuk memastikan bahwa program-program dari berbagai sektor terintegrasi dengan baik dan saling mendukung.

Kedua, percepatan pemberian intervensi di berbagai posyandu, puskesmas, tempat atau fasilitas lainnya.

Dan ketiga, pemerintah daerah (pemda) harus memastikan seluruh layanan kesehatan di wilayah berfungsi dengan baik dan optimal dalam memberikan intervensi gizi, serta didukung logistik yang memadai.

Baca Juga: PKS, PAN dan PKB Tetapkan Nama Ketua Fraksi DPRD Sleman

"Hal lain yang perlu diperhatikan, termasuk ketersediaan makanan tambahan untuk pemulihan, vitamin, dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk pencegahan mengatasi stunting," ucapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X