Makam Ki Ageng Pantaran dan Syech Maulana Ibrahim Maghribi dipadati ratusan untuk saksikan tradisi Buka Luwur

photo author
- Jumat, 2 Agustus 2024 | 19:25 WIB
Ratusan warga di Lereng Gunung Merbabu mengarak gunungan sebelum diperebutkan di Desa Candisari, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (2/8/2024).  (ANTARA/HO-Kantor Humas Boyolali)
Ratusan warga di Lereng Gunung Merbabu mengarak gunungan sebelum diperebutkan di Desa Candisari, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (2/8/2024). (ANTARA/HO-Kantor Humas Boyolali)

HARIAN MERAPI - Makam Ki Ageng Pantaran dan Syech Maulana Ibrahim Maghribi di lereng Gunung Merbabu dipadati warga pada Jumat (2/8/2024).

Ratusan warga memadati lokasi pemakaman di Desa Candisari, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jateng untuk mengikuti tradisi Buka Luwur atau penggantian kain penutup nisan.

Tradisi yang dilaksanakan setiap hari ke-20 Muharam atau Sura (kalender Jawa) tersebut, merupakan salah satu kegiatan masyarakat melestarikan adat dan budaya peninggalan leluhur di daerah setempat.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali Budi Prasetyaningsih mengatakan pelaksanaan tradisi itu sarana promosi kepariwisataan kawasan Gunung Merbabu dan Merapi.

Baca Juga: Seminar IMF 2024 di Yogya, Alissa Wahid: Kemenag terus bertransformasi dan bermanfaat bagi masyarakat luas

Seperti diketahui, wilayah geografis Gunung Merbabu dan Merapi meliputi sejumlah kabupaten di provinsi Jateng.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak para wisatawan melihat dan menikmati suasana alam kawasan Gunung Merapi dan Merbabu di Kabupaten Boyolali.

Ia menjelaskan dalam tradisi Buka Luwur, dilakukan penggantian kain penutup lima makam, yakni makam Syech Maulana Ibrahim Maghribi, Dewi Nawangwulan, Ki Ageng Pantaran, Ki Ageng Mataram, dan Ki Ageng Kebo Kanigoro.

Tradisi Buka Luwur diawali dengan kirab kain luwur dan kelengkapan lainnya untuk kemudian diserahkan kepada juru kunci makam. Acara dilanjutkan dengan prosesi penggantian kain penutup makam tersebut.

Baca Juga: Kontes ayam kate semarakkan HUT ke-193 Bantul terbagi dalam 5 kelas reguler, berikut data juaranya

Kegiatan dilanjutkan dengan tabur bunga serta pembacaan dzikir dan tahlil diikuti para peziarah yang memadati kompleks pemakaman itu dan selanjutnya warga berebut hasil bumi, seperti sayuran dan buah-buahan yang ditata dalam wujud gunungan.

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Bupati Boyolali Sawitri Danik Rahayuni menyambut baik tradisi yang selalu digelar setiap tahun oleh warga setempat.

Menurut dia, tradisi tersebut dapat menambah daya tarik wisata religi di Kabupaten Boyolali sehingga harus tetap dijaga sebagai nilai budaya masyarakat.

Baca Juga: Ziva Magnolya Jadi Brand Ambassador Terbaru UBS Gold, Dikenalkan di Yogyakarta dalam Ajang Iam24K Roadshow

"Tujuannya untuk nguri-uri dan melestarikan budaya tradisional. Juga meminta doa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga diberikan keberkahan dan masyarakat tetap tenteram. Saya mengajak seluruh masyarakat, adat atau tradisi agar terus dilestarikan," katanya seperti dilansir Antara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X