Terpisah Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan selain Insemenasi Buatan (IB), pihaknya memiliki beberapa program untuk mengembangkan peternakan sapi seperti perbaikan pakan melalui bank pakan dan program pelatihan pakan ternak alternatif.
Selain itu, juga memberikan pendampingan pembibitan sapi Peranakan Ongole (PO) melalui asosiasi pembibitan sapi PO juga perbaikan reproduksi sapi melalui program milik Jepang Internasional Corporation Agency (JICA).
Bersama Pemkab Gunungkidul, kerja sama yang melibatkan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Jepang ini dilakukan selama tiga tahun sejak 2022.
Baca Juga: Persiapkan masa tua Anda dengan mengatur pola makan yang benar agar tetap bugar, begini caranya
Untuk populasi sapi pada 2023 untuk jenis anakan sapi (pedet) yang lahir baik dari IB maupun tidak mencapai 16.679 pedet.
Jumlah kelahiran pedet di atas 1.000 ekor terjadi pada bulan Maret dengan 1.161 ekor, April 1.197 ekor, Mei 2.217 ekor.
Kemudian Juni 1.624 ekor, Juli 1.758 ekor, Agustus 1.970 ekor, September 1.890 ekor, Oktober 1.026 ekor, dan November 1.825 ekor.
Baca Juga: Mendapat kritik keras dari PDI Perjuangan, begini reaksi Presiden Jokowi
“Kelahiran pedet paling banyak di Ponjong mencapai 1.795 ekor, Semanu 1.734 ekor, Patuk 1.455 ekor, Saptosari 1.437 ekor, dan Tanjungsari 1.300 ekor,” ujarnya. *