HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mencatat 10 rumah rusak di tiga kecamatan yakni Kecamatan Mojolaban, Grogol dan Tawangsari akibat angin kencang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani langsung turun memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana alam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Minggu (28/4) mengatakan, angin kencang terjadi pada Sabtu (27/4) sore berdampak pada kerusakan disejumlah wilayah. Tercatat ada 10 rumah warga rusak berada di wilayah Kecamatan Grogol, Mojolaban dan Tawangsari.
Baca Juga: Warga Gunungkidul Jadi Pelaku Penusukan Sopir BST di Kartasura, Ini Kronologi Lengkapnya
Angin kencang datang seketika saat kondisi cuaca panas mendadak muncul awan mendung hitam. Angin kencang tersebut merusak sekitarnya yang dilewati termasuk rumah warga.
Kerusakan rumah warga terlihat pada atap bangunan terbang terkena angin kencang. Selain itu kondisi parah terjadi pada 10 rumah warga rusak dan ada yang roboh rata dengan tanah.
Angin kencang juga merusak bangunan lain milik warga seperti warung makan. Selain itu juga menumbangkan sebanyak 12 pohon hingga melintas di jalan dan berdampak terganggunya arus lalu lintas kendaraan.
Salah satu pohon tumbang berada di timur jembatan mojo di wilayah Desa Plumbon Kecamatan Mojolaban. Lokasi tersebut berbatasan dengan Kota Solo dan berdampak pada kemacetan arus lalu lintas kendaraan dampak pohon tumbang melintang jalan.
Pohon tumbang menutup akses jalan juga dilaporkan warga ke BPBD Sukoharjo di wilayah Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban. Akibatnya arus lalu lintas kendaraan dari Tegalmade Mojolaban ke arah Kecamatan Grogol terganggu.
BPBD Sukoharjo yang menerima laporan bencana alam langsung menurunkan petugas melakukan pendataan dan evakuasi. "Ada 10 rumah rusak termasuk ada rumah roboh rata dengan tanah dan 12 pohon tumbang dampak angin kencang. Semua sudah tertangani dan pendataan nilai kerugian masih dilakukan petugas," ujarnya.
BPBD Sukoharjo masih waspada terhadap kerawanan terjadinya bencana alam. Sebab posisi sekarang masih musim hujan dan cenderung masuk pancaroba kemarau. Kewaspadaan penuh juga dilakukan melihat perkembangan disejumlah daerah sudah terjadi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, tanah amblas dan lainnya.
Bencana alam disejumlah daerah tersebut sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Salah satunya yakni terkait arus lalu lintas kendaraan menjadi terganggu akibat jalan terendam banjir. Genangan air yang tinggi membuat kendaraan yang akan melintas menjadi mengalami kesulitan.
Baca Juga: Gempa Garut magnitudo 6,5 sebabkan kerusakan sejumlah bangunan di Cianjur, BPBD lakukan pendataan
"Kami tetap waspada penuh karena sekarang masih puncak musim hujan. Hampir setiap hari hujan dengan intensitas tinggi turun dalam durasi waktu lama. Terlebih lagi Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah aliran Sungai Bengawan Solo dimana di daerah lain sudah terdampak banjir luapan Sungai Bengawan Solo," lanjutnya.