Kepala Kesbangpol Salatiga Sebut Bau Bangkai Masuk Penanganan Bencana 2023

photo author
- Rabu, 27 Maret 2024 | 08:20 WIB
Acara Kesbangpol di Gedung Teater Mini DPRD Salatiga.  (Foto: Dok Prokompim Salatiga)
Acara Kesbangpol di Gedung Teater Mini DPRD Salatiga. (Foto: Dok Prokompim Salatiga)

HARIAN MERAPI - Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kakesbangpol) Salatiga, Valentino Tanto Haribowo menyebutkan bau bangkai menjadi penanganan bencana selama tahun 2023 lalu.

Pada rilis Prokompim Salatiga disebutkan Kepala Kesbangpol Salatiga memaparkan potret penanganan potensi konflik dan bencana 2023 dan hal-hal yang menjadi perhatian di tahun 2024.

"Penanganan bidang kebencanaan selama tahun 2023 terjadi sebanyak 256 kejadian yang telah ditangani secara lintas sektoral. Meliputi kejadian pohon tumbang, kebakaran rumah, tanah longsor, cuaca ekstrem, luapan air, bau bangkai, angin puting beliung, kebakaran pohon, kebakaran travo, karhutla dan kekeringan,” papar Valentino, Selasa (26/3/2024).

Baca Juga: Kasus Penyelundupan Ratusan Ekor Anjing, Lima Tersangka Dilimpahkan ke Kejari Semarang

Pada kesempatan ini juga ditandatangani Rencana Aksi Terpadu Penanganan Konflik Sosial oleh jajaran Forkopimda plus.
Sementara Penjabat (Pj) Walikota Salatiga, Yasip Khasani, menilai masyarakat Kota Salatiga belum siap untuk menjadi masyarakat kota yang ramai atau kota yang sibuk.

Sebab itu, menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah bagaimana membawa masyarakat, bahwa keramaian dan kesibukan kota akan menjadi sebuah dinamika sosial yang ada.

Baca Juga: 52 Motor Terlibat Balap Liar di Ungaran Diamankan Polisi

“Kalau di sini (Salatiga), senggolan motor di jalan masih jadi masalah. Di kota besar, mereka yang bersenggolan memilih untuk melanjutkan perjalanan daripada macet,” kata Yasip, dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor Kesbangpol Kota Salatiga di Mini Theater Bung Karno, Selasa (26/3/2024).

Yasip menyambut baik kegiatan Penguatan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial dan mempersiapkan langkah-langkah terpadu terkait penanganan konflik sosial di Kota Salatiga.

Ia melihat, karakteristik masyarakatnya terkait konflik sosial tidak sama dengan konflik sosial di daerah lain. Karena perilaku toleran masyarakat yang sudah terpupuk sejak lama, sehingga isu-isu sensitif seperti yang terjadi di tempat lain, itu dianggap biasa.

“Ini karena memang level pengetahuan masyarakat, dimana sistem sosial masyarakat Salatiga sudah berkembang lebih maju daripada daerah lain,” tandasnya. *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X