HARIAN MERAPI - Profesi Juru Sembelih Halal (Juleha) memiliki peran sangat penting dalam penentuan status kehalalan produk daging sembelihan, sehingga Juleha wajib memiliki kompetensi dasar sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Hal tersebut sesuai pula yang tercantum dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 196 Tahun 2014. Sejumlah pihak pun biasa menyelenggarakan pelatihan Juleha.
Seperti halnya, baru-baru ini, guna meningkatkan kapasitas Juleha, Fakultas Peternakan UGM menyelenggarakan Pelatihan Juleha di komplek fakultas setempat.
Peserta pelatihan antara lain dibekali pengetahuan penting untuk menjalankan profesinya sebagai Juleha, seperti yang terkait penerapan Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3).
Menurut salah satu pelatih Juleha, Dr Rio Olympias Sujarwanta, ketika menjalankan tugas sebagai Juleha, harus memiliki kesadaran dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja,” jelasnya.
“Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial,” jelasnya.
Artinya pula, ada usaha pencegahan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang berpeluang muncul sewaktu-waktu disebabkan oleh pekerja dan lingkungan kerja.
Adapun yang dimaksud dengan keselamatan kerja adalah keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan, sehingga keselamatan kerja merupakan suatu faktor yang harus dilakukan selama bekerja.
Saat kondisi tubuh sedang tidak sehat, misalnya sedang flu dan batuk, cairan dari bersin dan batuk tersebut dapat mencemari daging yang sedang diproses.
Sehingga, menjadi tidak higienis. Selain itu, proses penyembelihan hewan membutuhkan kehati-hatian dan kewaspadaan karena adanya risiko terluka karena peralatan yang digunakan dalam proses menyembelihan.
Dengan menghindari terjadinya kerugian dan cacat akibat cedera dalam melakukan pekerjaan, maka para pekerja khususnya Juleha akan terhindar dari pengeluaran besar yang timbul untuk pengobatan dan sebagainya.
Sedangkan materi pelatihan tentang mempersiapkan peralatan dan pemeriksaan hewan ternak disampaikan Ir Edi Suryanto MSc PhD IPU ASEAN Eng.