HARIAN MERAPI - Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mewaspadai limpasan air sungai dan banjir di lahan pertanian di sejumlah wilayah.
Kewaspadaan dilakukan mengingat curah hujan terus mengalami peningkatan. Banjir dikhawatirkan berdampak pada kerusakan tanaman padi yang saat ini masuk musim tanam I (MT I).
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Selasa (30/1/2024) mengatakan, kondisi sekarang curah hujan terus mengalami peningkatan.
Baca Juga: Pemerintah perlu mengatur secara komprehensif tentang AI, ini sebabnya
Di satu sisi, hujan deras berdampak positif karena mampu memenuhi kebutuhan air pertanian bagi petani setelah sebelumnya cuaca panas ekstrem dampak fenomena alam El Nino yang membuat kondisi wilayah kering.
Namun di sisi lain, curah hujan tinggi berdampak pada peningkatan kerawanan bencana alam seperti banjir.
Hujan dengan intensitas waktu lama membuat debit air sungai cepat naik. Apabila daya tampung air di sungai sudah penuh maka terjadi limpasan dan meluap.
Dampaknya sangat dirasakan petani karena lahan pertanian menjadi sasaran genangan air.
Baca Juga: Siskaeee cabut gugatan praperadilan, ini alasannya
Banjir di lahan pertanian diwaspadai karena dapat merusak tanaman padi petani.
Terlebih lagi saat ini bersamaan dengan MT I padi. Usia tanaman padi petani sekarang rata-rata bervariasi mulai dari 7 sampai 14 hari tanam.
Dengan usia tanaman padi yang masih minim maka sangat rawan terjadi kerusakan apabila terendam air banjir dalam waktu lama.
Baca Juga: SYL kembali jalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, ini enam pertanyaan yang diajukan kepadanya
Kerusakan tanaman padi tidak bisa dihindari juga apabila terkena sapuan air banjir dari sungai yang meluap.