Kesiapan warga hadapi bencana alam dicek , begini langkah BPBD Sukoharjo

photo author
- Rabu, 10 Januari 2024 | 17:25 WIB
Arsip foto - Petugas BPBD Kabupaten Cilacap memantau kerusakan warung dan fasilitas umum di Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, akibat banjir pesisir disertai gelombang tinggi yang terjadi pada Sabtu (24/12/2022) malam.  (ANTARA/HO-BPBD Cilacap )
Arsip foto - Petugas BPBD Kabupaten Cilacap memantau kerusakan warung dan fasilitas umum di Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, akibat banjir pesisir disertai gelombang tinggi yang terjadi pada Sabtu (24/12/2022) malam. (ANTARA/HO-BPBD Cilacap )

BPBD Sukoharjo juga melibatkan pihak terkait lainnya dalam membantu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait tanggap bencana alam.

Sebab keterlibatan banyak pihak dikatakan Ariyanto akan sangat membantu dan mempercepat akses dalam pemberian materi dan peningkatan kemampuan.

"Terpenting itu orang per orang harus punya kemampuan dan tahu harus bagaimana saat bencana alam terjadi. Jadi tidak hanya sekedar ikut-ikutan saja tapi sudah punya modal kemampuan menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan orang sekitarnya," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sekarang juga sedang gencar melibatkan pemerintah desa dan kelurahan untuk membantu mengantisipasi terjadinya bencana alam termasuk mengedukasi warga. Sasaran kedepan juga akan menjangkau anak-anak.

Baca Juga: Salatiga Fun Run 7,7 Km Bakal Digelar PHRI di TWSS, Pj Walikota Salatiga Yasip Khasani Ungkapkan Usul HUT Jateng Ditarik ke Salatiga

Ariyanto mengatakan, desa dan kelurahan masing-masing memiliki risiko kerawanan bencana alam sendiri. BPBD Sukoharjo berharap semua desa dan kelurahan di Kabupaten Sukoharjo kedepan bisa membentuk Destana.

Hal ini dilakukan untuk mempercepat penanganan sekaligus tanggap bencana alam ditengah kondisi perubahan cuaca ekstrem.

Kondisi cuaca yang sulit diprediksi dengan perubahan ekstrem harus direspon cepat. Kewaspadaan penuh bencana alam dilakukan dengan melibatkan pemerintahan ditingkat desa dan kelurahan. Hal itu sejalan dengan program pemerintah terkait keberadaan Destana.

Destana memiliki peran besar dalam mengantisipasi sekaligus menanggani terjadinya bencana alam ditingkat desa dan kelurahan. BPBD Sukoharjo mencatat sampai sekarang baru ada 11 desa dari total 167 desa dan kelurahan yang sudah terbentuk Destana.

Baca Juga: Ikhtiar menghindarkan terserang diabetes, bisa memanfaatkan jahe hingga daun insulin, resepnya cukup sederhana

Sebelas Destana tersebut yakni di Kecamatan Polokarto ada tiga Destana Desa Pranan, Desa Bugel dan Desa Ngombakan, di Kecamatan Mojolaban ada tiga Destana Desa Tegalmade, Desa Laban dan Desa Gadingan.

Di Kecamatan Grogol ada tiga Destana Desa Pandeyan, Desa Telukan dan Desa Kadokan, di Kecamatan Baki ada satu Destana Desa Ngrombo dan di Kecamatan Weru ada satu Destana Desa Tegalsari.

Camat Grogol Herdis Kurnia Wijaya, mengatakan, Kecamatan Grogol menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Sukoharjo rawan banjir saat musim hujan akibat luapan Sungai Bengawan Solo.

Pemerintah Kecamatan Grogol bersama dengan pemerintah desa sudah melakukan langkah-langkah antisipasi kerawanan banjir dengan melihat langsung kesiapan warga.

Baca Juga: Didominasi Paku Pohon, Marak Pelanggaran Pemasangan APK Pemilu 2024 yang ditemukan Bawaslu Sukoharjo

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X