"Sehingga, bagi caleg yang bermodalkan logistik minimalis, harus waspada. Supaya tidak mengalami kebangkrutan politik," katanya.
"Semua Dapil di Pati keras dan ketat. Ini bisa dilihat dari komposisi caleg parpol, menunjukkan berlogistik cukup dan kelas petarung. Sehingga pertarungan inter dan antar parpol, akan berlangsung sengit," kata Pramudya.
Diingatkan, peluang incumbent untuk jadi lagi masih besar, namun harus ekstra hati-hati karena caleg pendatang baru banyak yang siap tarung, dan mempunyai logistik cukup.
"Yang harus diwaspadai caleg, sesungguhnya adalah pertarungan di internal satu parpol dalam memperebutkan suara untuk posisi ranking jadi," jelasnya.
"Lawan caleg yang sesungguhnya adalah kawan parpol sendiri di satu dapil," tutur ketua presidium Dewan Kota ini.
Sementara itu, dari lima dapil yang ada di kabupaten Pati, maka dapil II Tayu (yang meliputi kecamatan Margoyoso, Gunungwungkal, Tayu, Cluwak dan Dukuhseti), yang diperkirakan akan terjadi persaingan caleg paling ketat.
Selain karena kokohnya incumbent (petahana), juga munculnya sejumlah wajah baru caleg dari parpol yang sangat berambisi untuk merebut kursi legislatif.
Baca Juga: BI naikkan suku bunga acuan jadi 6,00 persen untuk jaga Indonesia dari risiko ekonomi global
Sedang tokoh pemuda Kayen, Fatkurochman SH menyatakan pemilu 2024 yang akan memilih dewan dan presiden, akan mendapat perhatian khusus dari masyarakat.
"Di Pati selatan, persaingan ketat antara partai pengusung capres GP/M dan PS/G. Sekarang terjadi perang baliho berukuran besar bertebaran di mana-mana. Karena Pati selatan, merupakan basis PDIP, dan juga pusatnya Gerindra," ucapnya.
"Tujuh puluh persen, dewan incumbent akan terpilih kembali. Karena persiapan logistiknya sangat memadai," tegas Fatkurochman.
Namun mantan kades Supriyanto mengingatkan, jika kemampuan caleg pendatang baru, jangan dianggap remeh.
Baca Juga: Kesejahteraan Guru PAUD di Karanganyar Belum Merata, Ini Pemasalahannya
"Sejumlah sosok new comer, sudah sangat siap mengikuti pileg," katanya. *