BI naikkan suku bunga acuan ke level 6 persen, begini dampaknya

photo author
- Jumat, 20 Oktober 2023 | 18:55 WIB

HARIAN MERAPI - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) pada level 6,00 persen akan berdampak pada penurunan daya konsumsi masyarakat.

Hal itu dikarenakan kenaikan suku bunga BI berujung para meningkatnya suku bunga kredit pada segmen konsumsi dengan cepat, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga kredit kendaraan motor.

“Itu artinya (suku bunga BI) akan melemahkan penjualan perumahan, maupun kendaraan bermotor. Masyarakat, mungkin lebih menahan diri dulu untuk belanja barang-barang yang sifatnya konsumtif,” kata Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira di Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Baca Juga: Pancuran Buto di Pakem Sleman ini masih bikin penasaran, sejarahnya begini

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 basis poin (bps) ke level 6,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Oktober 2023.

Bhima menilai keputusan itu dilatarbelakangi oleh melemahnya nilai tukar rupiah, serta ketidakpastian global yang masih berlanjut.

Selain berdampak pada kredit konsumsi, keputusan BI juga mempengaruhi sektor usaha produktif karena tingginya suku bunga mengakibatkan ada penyesuaian pada fasilitas pembiayaan kredit modal kerja dan kredit investasi, yang berpotensi menghambat ekspansi yang dilakukan oleh para pelaku usaha.

Ia memberikan contoh, para pelaku usaha berpotensi mengkompensasikan biaya suku bunga yang tinggi ke dalam harga jual produknya sehingga berimbas pada konsumen akhir.

Baca Juga: Sebuah Truk Kontainer Sruduk Pagar Puskesmas Mojosongo Boyolali, Diduga Ini Penyebabnya

“Masalahnya tidak semua segmen konsumsi dengan kondisi hari ini siap menanggung biaya bunga yang meningkat, dan ini artinya konsumen pun juga dihadapkan pada situasi menahan pembelian barang, atau dia harus berhemat, atau mengurangi pembelian barang-barang lainnya,” ujarnya.

Bhima memproyeksikan meningkatnya suku bunga BI masih akan terus berlanjut beberapa bulan ke depan mengingat nilai tukar rupiah yang semakin melemah, serta ekonomi nasional yang masih dihantui ketidakpastian global.

Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 58 poin atau 0,36 persen menjadi Rp15.873 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.815 per dolar AS.

Pada RDG sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan depresiasi nilai tukar rupiah saat ini relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara lain di kawasan Asia dan global.

Baca Juga: CSR Bank Jateng Bagikan 267 Tenda Lipat ke PKL Taman Pancasila Karanganyar

Dengan langkah stabilisasi yang ditempuh, BI dapat menjaga depresiasi nilai tukar rupiah sebesar 1,03 persen year to date (ytd) per 18 Oktober 2023, di tengah menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) yang memberikan tekanan terhadap seluruh mata uang di dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X