Perubahan cuaca sangat ekstrem, SAR Sukoharjo minta masyarakat jaga ekosistem alam

photo author
- Minggu, 15 Oktober 2023 | 13:15 WIB
 Ilustrasi: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten.  (ANTARA FOTO/Fauzan)
Ilustrasi: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. (ANTARA FOTO/Fauzan)

HARIAN MERAPI - Search and rescue (SAR) Sukoharjo meminta kepada semua jajaran pemerintah dan masyarakat untuk lebih peduli dengan kondisi ekosistem alam mengingat dalam perkembangannya mengalami perubahan cuaca ekstrem.

Hal ini sangat berdampak pada kehidupan. leh karena itu, butuh kepedulian lingkungan dengan kesadaran diri melestarikan alam.

Wakil Komandan SAR Sukoharjo Muklis, Minggu (15/10/2023) mengatakan, situasi sekarang khususnya berkaitan dengan alam sudah sangat mengkhawatirkan. Sebab sejak beberapa tahun terakhir sering mengalami perubahan cuaca ekstrem baik saat musim hujan dan kemarau.

Baca Juga: Fakta-fakta bahwa setiap jam ada tiga perempuan Indonesia jadi korban KDRT

Disaat hujan turun memiliki intensitas tinggi dan berdampak bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang. Disisi lain saat musim kemarau datang seperti sekarang berdampak besar berupa kekeringan yang mengakibatkan berbagai sendiri kehidupan kekurangan air bersih.

"Dalam beberapa tahun terakhir perubahan cuaca sangat ekstrem. Perlu kesadaran dan kepedulian bersama baik pemerintah dan masyarakat dalam menjaga ekosistem alam agar tetap nyaman bagi kehidupan makhluk hidup termasuk manusia," ujarnya.

Muklis mencontohkan, pada saat ini diberbagai belahan negara dalam kondisi hujan ekstrem yang berdampak pada terjadinya bencana alam seperti banjir. Sedangkan dibelahan negara lainnya termasuk di Indonesia sedang dilanda kekeringan dampak fenomena alam El Nino.

"Kami serukan kepada Pemkab Sukoharjo melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk lebih peduli pada kelestarian alam. Masing-masing OPD punya peranan sampai hal terkecil sekalipun seperti menanam pohon di lingkungan kantor, menghemat air bersih agar tidak terbuang percuma. Termasuk masyarakat juga punya andil," lanjutnya.

Baca Juga: Serangan udara Israel di Jalur Gaza makin membabi buta, ribuan warga Palestina berlindung di rumah sakit, ini

SAR Sukoharjo sudah melibatkan masyarakat dalam berbagai aksi peduli lingkungan seperti penghijauan, membersihkan saluran air hingga penanggulan bencana alam. Namun demikian aksi nyata tersebut harus terus dilakukan secara kontinyu dengan melibatkan jajaran pemerintah dan masyarakat.

"Membuang sampah pada tempatnya, membersihkan saluran air tersumbat dan sedimentasi menjadi bagian penting menjaga alam sebagai bentuk pencegahan banjir. Selain itu membuat demplot air dan sumur resapan membantu menjaga lingkungan dari kerawanan kekeringan saat musim kemarau," lanjutnya.

Muklis mengatakan, wilayah rawan kekeringan perlu mendapatkan perhatian ekstra dalam penanggulangan kekurangan air bersih untuk warga. Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu.

Selama ini di wilayah kekeringan sudah dibangunkan sumur dalam dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas). Pembangunan tersebut dilakukan untuk membantu warga memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk pada saat musim kemarau.

Baca Juga: Uni Eropa protes masyarakat internasional lupakan Palestina, ini pernyataan resminya

Keberadaan sumur dalam dan Pamsimas masih belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga khususnya pada saat musim kemarau. Debit air mengalami penurunan drastis saat musim kemarau. Akibatnya warga terpaksa meminta bantuan air bersih ke Pemkab Sukoharjo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X