Kota kuno Lasem Kabupaten Rembang akan dibangun jadi objek wisata baru

photo author
- Jumat, 2 September 2022 | 15:25 WIB
Makam Penguasa Lasem, Bhre Lasem di Desa Gowak, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang yang butuh perhatian dari pemerintah.  (Agus Sutomo)
Makam Penguasa Lasem, Bhre Lasem di Desa Gowak, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang yang butuh perhatian dari pemerintah. (Agus Sutomo)

HARIAN MERAPI - Kota kuno Lasem di Kabupaten Rembang dipastikan akan menjadi daerah tujuan wisata baru di kawasan pantai utara (Pantura).

Kepastian Lasem menjadi objek wisata baru seiring tengah dibangunnya kota kuno ini oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR.

Salah satu tempat bersejarah yang lolos dari perhatian Pemerintah adalah keberadaan makam (perabuan) penguasa Lasem di tahun 1300-an Masehi, yaitu Bhre Lasem.

Baca Juga: Liberta Hotel International dan komunitas Jogja Good Guide gelar Strolling Around Liberta Malioboro

Beberapa pemerhati sejarah, ormas kepurbakalaan setelah melakukan diskusi dan sarasehan di tahun 2015 silam memutuskan untuk merenovasi keberadaan makam/perabuan Bhre Lasem yang terletak di Desa Gowak, Kecamatan Lasem, Rembang (3 km arah timur kota Lasem).

Dewi Indu alias Bhre Lasem masih famili dengan Raja Majapahit Hayam Wuruk, sekaligus dilantik oleh penguasa Majapahit dengan kekuasaan sampai ke wilayah selatan (Kabupaten Blora, Ngawi, Bojonegoro).

Pemugaran kala itu dilakukan dengan menambahkan pagar keliling berarsitektur Majapahit dan pemasangan paving di kompleks persemayaman.

Ketua Fokmas (Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah Lasem) sebuah ormas yang peduli dengan cagar budaya di Lasem dan sekitarnya, Ernantoro mengatakan, pemugaran itu ditempuh untuk melindungi situs sejarah dan ikon pariwisata.

“Warga tampak greget untuk melindungi situs sejarah. Karena itu, mereka mau swadaya. Dipugar ini biar situs sejarah terlindungi dan bisa jadi objek baru pariwisata. Di sini nanti bisa didirikan semacam tempat jualan kuliner,” katanya belum lama ini.

Menurut Ernantoro, sebelum dipugar, situs persemayaman mendiang Raja Lasem itu, hanya berupa cungkup lawas di bawah pohon beringin. Abu layon hanya ditaruh di dalam gerabah kuno.

Warga yakin itu makam Dewi Indu berdasarkan literasi sejarah. Saat ini wisatawan lokal sudah mulai berdatangan.

“Sudah banyak yang datang. Wisatawan mancanegara juga ada. Kendala akses, ya hanya soal jalan dari jalan raya menuju Gowak saja, yang perlu dibenahi. PR Pemkab Rembang untuk mendorong perkembangan sektor pariwisata,” tandasnya.

Ernantoro menambahkan, selain tercantum dalam sejumlah literasi sejarah, makam mendiang Raja Lasem itu ditunjukkan lewat penanda berupa batu besar yang memuat tapak kaki Raja Hayam Wuruk.

Menurut Drs Edy Winarno -Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI)- situs makam Dewi Indu juga merupakan salah satu dari 160 peninggalan bersejarah yang didata oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X