HARIAN MERAPI - Ratusan orang warga Desa Asinan, Kabupaten Semarang mengikuti lomba dayung perahu tradisional dan meniti bambu di jembatan rel kereta Sungai Tuntang, Kabupaten Semarang.
Lomba unik ini ke depan akan dijadikan ikon wisata di Desa Asinan.
Warga antusias mengikuti event tahunan yang digelar di Desa Asinan ini.
Baca Juga: MK tolak gugatan UU Pers, Dewan Pers apresiasi, ini alasannya
Perlombaan meliputi lomba kecepatan, ketepatan dan kerja sama tim di air seperti memecahkan balon di perahu tradisional dan menggantungkan caping di perahu.
Mereka memperebutkan hadiah piala dan uang uang pembinaan serta melestarikan tradisi lokal di Desa Asinan.
Untuk lomba meniti bambu, peserta harus melewati bambu yang yang diikat secara horizontal pada jembatan rel kereta api wisata yang menghubungkan antara Ambarawa dan Stasiun Tuntang. Bambu tersebut diberi minyak pelumas agar licin seperti pada lomba panjat pinang.
Peserta lomba meniti bambu ini, dituntut bisa menjaga keseimbangan, untuk meraih hadiah berupa kupon atau uang yang digantung dan dibungkus plastik.
Selain itu, peserta juga harus pandai berenang, karena jika terjatuh ke sungai pintu Rawa Pening.
“Ini tradisi turun temurun. Selain memeriahkan HUT ke 77 Kemerdekaan RI juga melestarikan budaya lokal. Diharapkan bisa menjadi ikon wisata Desa Asinan,” kata Kepala Desa Asinan, Turchamun Jianto kepada wartawan.
Ia mengungkapkan perlombaan ini tidak hanya diikuti oleh warga Desa Asinan saja melainkan dibuka untuk umum dan gratis. “Syarat mutlak peserta peserta harus bisa berenang. Karena aliran Sungai Tuntang dan kedalaman cukup ekstrem,” tukasnya. *