PATI, harianmerapi.com - Pengembangan tanaman porang (amorphophallus muelleri B1) di Pati terhambat.
Penyebabnya, petani porang kesulitan ekspor karena terbitnya sejumlah perubahan regulasi pengiriman ke luar negeri.
Sehingga menyebabkan ratusan ton chip porang tertahan di gudang Brebes dan Cirebon.
"Itulah yang membuat petani porang rugi besar," kata Slamet Riyadi (40), Selasa (18/1/2022).
Baca Juga: Khasiat Porang untuk Jaga Kesehatan Sistem Pencernaan dan Mengurangi Kolesterol Jahat
Menurut koordinator petani porang di Dukuhseti Pati tersebut, untuk mengatasi kelesuan pasar yang sudah berlangsung sejak bulan Agustus tahun lalu itu, kini petani mengarahkan penjualan porangnya ke pasar domestik.
"Masalahnya, masyarakat umum belum minded masalah porang. Sehingga porang harus diolah dulu dijadikan tepung. Baru kemudian dibikin aneka menu keluarga," tutur Slamet Riyadi.
Setelah melakukan ujicoba dalam rentang waktu yang cukup lama, kata Slamet Riyadi, dari umbi-umbian Porang dikenal juga dengan nama iles-iles, kini bisa diciptakan aneka jenis makanan yang aman dikonsumsi manusia.
Baca Juga: Kotawaringin Barat Belajar Budidaya Tanaman Porang di Tukang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
Slamet Riyadi sudah mencoba porang untuk dijadikan beras, krupuk, mie, kopi, teh, bakso dan kue bolu.
"Pembuatan aneka jenis makanan dari bahan baku porang tersebut, selalu melibatkan sejumlah UMKM di Dukuhseti dan Juwana," ucap Slamet Riyadi.
Kelebihan krupuk porang dengan rasa bawang yang mewah. Sedang Mie sengaja dibuat rasa tawar. Sehingga konsumen bisa leluasa membuat rasa sesuai yang diinginkan.
Baca Juga: Aki Alat Pemantauan Gunungapi Sumbing Dikembalikan Pencuri, Alat Sudah Kembali Berfungsi
Untuk kopi mempunyai cita rasa porang di akhir lidah. Sedang ampas kopi bisa untuk pembersih (lulur) wajah, karena bisa menghilangkan flek-flek.