Tak Sekadar Penuhi Cakupan Gizi, Beras Fortifikasi Prospek di Bidang Bisnis

photo author
- Jumat, 31 Oktober 2025 | 21:10 WIB
Bimbingan teknis fortifikasi beras di Yogya, Kamis (30/10/2025).  (Wahyu Turi K)
Bimbingan teknis fortifikasi beras di Yogya, Kamis (30/10/2025). (Wahyu Turi K)

HARIAN MERAPI - Upaya menurunkan angka stunting dan anemia di Indonesia tak lagi hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan.

Kalangan industri perberasan kini turut mengambil peran penting dalam peningkatan gizi masyarakat melalui pengembangan beras fortifikasi, yakni beras yang diperkaya dengan vitamin dan mineral esensial.

Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, menegaskan bahwa fortifikasi beras merupakan langkah strategis dalam memperbaiki kualitas gizi masyarakat Indonesia, mengingat nasi menjadi makanan pokok utama di hampir seluruh daerah.

Baca Juga: Sejumlah Pohon Tumbang dan Papan Nama Roboh Saat Hujan Deras di Yogya, Dua Orang Luka dan Dua Mobil Tertimpa

“Kita tahu bahwa stunting, anemia, dan kekurangan vitamin merupakan bagian penting dari masalah asupan masyarakat. Karena sumber karbohidrat terbesar di Indonesia berasal dari beras, maka sudah saatnya beras yang kita konsumsi bukan hanya mengandung karbohidrat, tetapi juga ditambah vitamin dan mineral mikro yang dibutuhkan tubuh,” kata Sutarto, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, penambahan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, dan zinc mampu membantu menurunkan prevalensi anemia dan memperbaiki tumbuh kembang anak.

Ia juga menekankan bahwa perbaikan gizi memiliki dampak langsung pada kualitas sumber daya manusia.

“Kalau vitamin dan zat gizi cukup, kemampuan daya pikir meningkat, tubuh lebih sehat, dan generasi kita tumbuh lebih baik,” jelasnya.

Baca Juga: Jasindo dan Bahana Sekuritas Perkuat Sinergi Ekosistem IFG melalui Kolaborasi Bisnis dan Literasi Keuangan

Perwakilan Perpadi, Burhanudin mengatakan, selain berdampak pada segi sosial, fortifikasi beras juga membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku usaha penggilingan padi. Ia menyebut bahan baku kernel beras fortifikasi bisa berasal dari hasil samping penggilingan seperti beras pecah atau menir.

Hal ini dinilai dapat meningkatkan nilai tambah produk penggilingan, tidak hanya dari beras premium.

“Tujuannya untuk meningkatkan gizi masyarakat. Tapi kalau dilihat dari aspek bisnis, peluangnya cukup besar. Produksi beras fortifikasi di Indonesia masih sedikit, jadi potensi pasarnya luas,” kata Burhanudin.

Baca Juga: Pelajar asal Magelang meninggal akibat kecelakaan tunggal di Jalan Tempel -Turi Sleman

“Itu akan lebih meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan penggilingan. Bahkan dimungkinkan beras pecah pun bisa dijadikan beras fortifikasi,” sambungnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X