Evaluasi MBG, begini cara mencegah agar keracunan tidak meningkat, menurut IDAI

photo author
- Minggu, 28 September 2025 | 08:00 WIB
Tangkapan layar Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio.(K) dalam diskusi kesehatan yang diikuti di Jakarta, Kamis (25/9/2025).  (ANTARA/Fitra Ashari)
Tangkapan layar Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio.(K) dalam diskusi kesehatan yang diikuti di Jakarta, Kamis (25/9/2025). (ANTARA/Fitra Ashari)



HARIAN MERAPI - Program makan bergizin gratis (MBG) terus membawa korban, ratusan anak sekolah keracunan setelah menyantap makanan.


Lantas, bagaiman cara menanggulangi agar keracunan tidak semakin meningkat ?


Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio.(K) memberi saran kepada pemerintah tentang program MBG.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kuda besok Minggu 28 September 2025, waktu terbaik untuk melakukan transaksi real estat atau berinvestasi


Menurutnya perlu ada penanganan yang sistematis untuk mencegah angka keracunan makanan di sekolah meningkat.

“Sebenarnya IDAI ingin agar keracunan ini bisa dicegah semaksimal mungkin. Bagi kami, satu korban anak keracunan itu sudah sesuatu yang besar, apalagi ribuan, sehingga butuh penanganan sistematis untuk mencegah supaya keracunan ini tidak terjadi lagi,” kata Piprim dalam diskusi kesehatan yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan IDAI sangat prihatin dengan apa yang terjadi pada anak-anak yang menjadi korban keracunan makanan bergizi gratis yang dibagikan di sekolah.

Ia juga menyebut kejadian ini sudah termasuk Kejadian Luar Biasa atau KLB karena menyebabkan ribuan anak mengalami sakit, bukan hanya alergi biasa.

Piprim mengimbau agar ada evaluasi menyeluruh dari pihak-pihak terkait atau penyelenggara program MBG di berbagai tingkatan agar tidak terjadi lagi kasus keracunan dan tidak abai terhadap pencegahan keracunan.

Baca Juga: Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

“Karena (program) makanan bergizi gratis sebetulnya niatnya mulia, niatnya bagus, tapi perlu kita kawal bagaimana teknisnya di lapangan supaya ini bisa sesuai dengan tujuannya,” kata Piprim.

Piprim menyampaikan pencegahan keracunan pada siswa di sekolah perlu upaya kolaboratif dari pihak sekolah, siswa dan tenaga kesehatan.

Ia juga mengatakan perlu digalakkan kembali Program Sekolah Sehat, untuk peningkatan higienitas dan sanitasi di kantin-kantin sekolah, pembiasaan kembali mencuci tangan dengan sabun kepada guru-guru, siswa, karyawan sekolah, dan juga edukasi dari petugas kesehatan.

Program MBG dalam pemenuhan nutrisi pada anak sekolah juga bisa menjadi satu inspirasi yang baik untuk merangsang partisipasi publik dalam meningkatkan kesejahteraan sekolah dan bisa menjadi salah satu program CSR perusahaan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas utamanya siswa di sekolah 3T.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X