Konsumsi obat zat besi untuk anak perlu konsultasi dokter, begini rekommendasi IDAI

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 12:00 WIB
Kondisi kekurangan zat besi sejak dini dapat berdampak pada gangguan perkembangan kognitif atau kecerdasan anak, karena zat besi merupakan mikronutrien penting untuk mendukung kemampuan belajar, terutama saat mulai bersekolah.  (Foto: Dok. Istimewa)
Kondisi kekurangan zat besi sejak dini dapat berdampak pada gangguan perkembangan kognitif atau kecerdasan anak, karena zat besi merupakan mikronutrien penting untuk mendukung kemampuan belajar, terutama saat mulai bersekolah. (Foto: Dok. Istimewa)

 


HARIAN MERAPI - Dokter spesialis anak mengingatkan konsumi obat zat besi harus sesuai aturan dan dikonsultasikan dengan dokter.


Ini peru dilakukan agar dosisnya sesuai dengan kebutuhan, tidak sembarangan.


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan bahwa resep obat yang mengandung zat besi bagi anak perlu dikonsultasikan kepada dokter karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda.

Baca Juga: Ramalan zodiak cinta dan karir Aquarius besok Kamis 4 September 2025, nikmati saja kebahagiaan rumah tangga yang Anda miliki

"Jadi zat besi itu sebaiknya dengan resep dari dokter, supaya dosis (obat)-nya pas dan sesuai kebutuhan," kata Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi IDAI Prof. Dr. dr. Harapan Parlindungan Ringoringo, Sp.A, Subsp.H.Onk (K) dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan bahwa kebutuhan besi dari seorang bayi, anak, remaja, dan dewasa berbeda-beda jadi tidak bisa dipukul rata.

Parlin mengatakan bentuk dan tata cara meminum obat yang diresepkan pada tiap usia juga tidak sama. Obat bagi bayi atau anak di bawah 5 tahun misalnya, rata-rata akan diberikan dokter dalam bentuk sirup.

Hal ini dikarenakan tablet tambah darah (TTD) tidak dapat digerus karena dapat merusak obat dan menyebabkan oksidasi.

Baca Juga: Ini pentingnya jurnalisme profesional di tengah kekacauan info digital menurut Nezar Patria

"Jadi sekali lagi, diingatkan bahwa tablet tambah darah tidak bisa digerus. Sehingga untuk bayi harus diberikan pakai drops ataupun sirup," ujar Parlin.

Sementara untuk usia remaja, dokter sudah dapat memberikan obat berupa tablet karena dianggap sudah lebih mandiri. Pemberian TTD diberikan sebanyak 1 tablet per minggu dalam setahun.

Pemerintah Indonesia, katanya, saat ini juga sudah mulai menggalakkan pemberian TTD sebagai salah satu upaya mencegah lebih banyak anak perempuan terkena anemia yang berpengaruh pada kualitas generasi berikutnya di masa depan.

Pemberian tablet tambah darah menyasar anak remaja putri yang duduk di bangku SMP dan SMA.

"Pemerintah sudah berikan ke setiap sekolah remaja putri SMP atau SMA 52 butir. Jadi, 1 tablet setiap minggu selama 1 tahun, dikasih secara gratis," ucap dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X