HARIAN MERAPI – Saat anak siap masuk sekolah, penting bagi orang tua untuk mendukung tumbuh kembang anak. Orang tua perlu memastikan asupan nutrisi yang tepat untuk membantu mereka tetap fokus dan aktif belajar di sekolah.
Hal ini perlu menjadi perhatian serius mengingat fakta penelitian yang menunjukkan bahwa 4 dari 10 anak yang sulit fokus sering mengalami kesulitan belajar, yang dapat menghambat kemajuan akademis mereka. Bahkan, tidak jarang pendidik anak usia dini melaporkan bahwa anak-anak yang sulit berkonsentrasi cenderung kesulitan dalam tugas-tugas dasar seperti membaca, menulis, berhitung (Calistung), dan mengikuti instruksi secara konsisten.
Baca Juga: Investasi Si Kecil Tumbuh Pintar, Asmirandah Kawal Zat Besi Sejak Dini
Seorang Guru Taman Kanak-kanak (TK), Miftah Farid, S.Pd, berpendapat bahwa sebagai guru TK Ia merasa bingung mengapa masih ada siswa SMP yang belum hafal abjad, dimana sebuah survei menunjukkan bahwa lebih dari 40% anak SMP di Bali yang belum dapat menghafal abjad.
"Dari pengalaman menjadi guru TK selama lebih dari 5 tahun, saya menyadari bahwa terkadang salah satu tantangan anak di sekolah adalah susah fokus saat belajar. Padahal, fokus belajar sangat penting agar anak bisa menguasai kemampuan baca tulis. Dengan bisa fokus, anak akan dapat lebih mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran, termasuk huruf, kata, dan konsep membaca serta menulis," kata Miftah.
Perlu dipahami bahwa ternyata anak yang susah fokus dalam belajar belum tentu karena malas ataupun metode mengajar yang kurang menyenangkan, tetapi bisa jadi suatu tanda anak mengalami masalah kesehatan, salah satunya kekurangan zat besi. Sebab, kondisi kekurangan zat besi sejak dini dapat berdampak pada gangguan perkembangan kognitif atau kecerdasan anak, karena zat besi merupakan mikronutrien penting untuk mendukung kemampuan belajar, terutama saat mulai bersekolah.
Namun sayangnya, data menunjukkan hampir 30% anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi karena tidak mengkonsumsi makanan kaya zat besi. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi anak di masa prasekolah, karena kekurangan zat besi berdampak jangka pendek dan panjang seperti sulit konsentrasi, lambat belajar, hingga tertunda perkembangannya.
Baca Juga: Kenali Frozen Shoulder dan Rotator Cuff Tear, Cedera Bahu yang Bisa Menjadi Bom Waktu
Dokumen WHO juga menyatakan, ada bukti kuat melalui penelitian bahwa kekurangan zat besi terlihat secara meyakinkan menunda perkembangan psikomotor dan mengganggu kinerja kognitif anak prasekolah dan anak usia sekolah. Terlebih ada juga fakta yang menunjukkan bahwa 80% anak yang kurang zat besi alami speech delay atau keterlambatan bicara.
Sebagian besar orang tua juga belum menyadari bahwa ada hubungan antara kecerdasan anak dengan zat besi. Faktanya, 50% Bunda tidak tahu bahwa kekurangan Zat Besi dapat berdampak pada kepintaran anak. Oleh sebab itu, penting agar Orang tua memahami dan memenuhi kebutuhan anak usia prasekolah yang membutuhkan asupan gizi seimbang dan lingkungan yang mendukung sehingga deteksi serta intervensi dini dapat dilakukan. dan tidak berdampak pada kemampuan belajar dan perkembangan keterampilan anak, terutama pada akhir masa remaja dan awal masa dewasa.
Baca Juga: Komitmen Muhammadiyah dan Danone Indonesia dalam Mengatasi Perubahan Iklim
Seorang Guru TK, Siti Alifah Faiz, S.Pd. juga melihat bahwa sebaiknya proses belajar mengajar di sekolah akan lebih berjalan optimal jika anak bisa fokus terhadap pembelajaran. Jadi, hendaknya anak tidak terganggu oleh berbagai masalah, termasuk kendala kesehatan anak seperti kekurangan zat besi.
“Kerja sama orang tua dan pendidik sangat penting mendukung dalam proses belajar anak, termasuk dalam pendidikan dasar seperti PAUD. Sebagai pendidik saya berharap agar orang tua lebih peka dan tidak abai dengan gejala-gejala anak kekurangan zat besi, seperti mudah lelah, kulit pucat dan kurang fokus. Orangtua harus lebih memahami bahwa stimulasi saja tidak cukup, namun perlu juga diimbangi dengan pemenuhan nutrisi yang tepat seperti makanan bergizi yang mengandung zat besi untuk mendukung kecerdasan anak,” ujar Alifa.
Untuk mempersiapkan anak agar bisa fokus belajar di sekolah, penting bagi orangtua untuk juga bisa memastikan asupan zat besi tercukupi secara rutin. Orang tua bisa memberikan zat besi yang berasal dari sumber makanan hewani, dimana umumnya lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan zat besi yang berasal dari sumber nabati, seperti daging sapi, ayam, hati, telur, ikan, dan susu.