kuliner

Pasar Godhong Jati di Taman Madu Bronto Gunungkidul Sajikan Kuliner Tradisional Berbalut Daun Jati

Selasa, 21 Desember 2021 | 19:05 WIB
Suasana Pasar Godhong Jati di Taman Madu Bronto. (Dok. Dinpar DIY)

GUNUNGKIDUL, harianmerapi.com - Jogja tak lepas dari ragam pariwisata yang menarik. Salah satu wilayah di Kabupaten Gunungkidul tepatnya di Taman Madu Bronto kawasan hutan jati Kepek I Banyusoco Playen.

Tempat ini dapat dijadikan wisata alam yang unik dengan konsep Pasar Godhong Jati yang menyajikan aneka kuliner tradisional.

Di pasar tersebut masyarakat maupun wisatawan dapat menyantap menu jadah putih maupun jadah abang, jadah tempe semur jengkol, brongkos, pecel, bakmi, meniran, tempe benguk, gethuk dan bermacam-macam menu tradisional lainnya yang dibungkus dengan daun jati.

Baca Juga: Peringati Hari Ibu, Seniman Sitoresmi Prabuningrat Bacakan Puisi untuk Anak Yatim Piatu

Pembukaan Pasar Godhong Jati dilaksanakan pada 3-4 Desember 2021, dimeriahkan beberapa potensi kesenian setempat seperti jatilan, reog, sholawat jawa, Tari Gambyong, Tari Sekar Pudjiastuti dan karawitan.

Acara yang didukung Dinas Pariwisata DIY itupun disambut antusias masyarakat sekitar dan wisatawan. Dalam acara tersebut, wisatawan tampak asyik menyaksikan atraksi kesenian wilayah setempat sembari menyantap makanan tradisional dalam suasana hutan jati yang rindang dan asri.

Tak hanya itu keberadaan Pasar Godhong Jati juga menjadi ajang penghilang rasa jenuh bagi masyarakat dengan segala aktivitas sehari-hari karena Pasar Godhong Jati menyuguhkan sensasi wisata yang berbeda dengan lainnya.

Baca Juga: Empat Kios di Pasar Terban Jogja Lantainya Ambles Akibat Hujan Deras

Kesenian Jathilan ditampilkan pada pembukaan Pasar Godhong Jati (Dok. Dinpar DIY)

Wawan Kurniawan selaku penggagas acara menjelaskan, Pasar Godong Jati diadakan untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di Kepek I Banyusoco Playen Gunungkidul.

Keberadaan pasar ini diharapkan bisa menambah ragam wisata di wilayah Banyusoco.

“Kami ingin hadirnya Pasar Godong Jati dengan ciri khas kuliner tradisional berbalut daun jati membawa daya tarik tersendiri."

Baca Juga: Cerita Mistis Rumah Belanda Berusia 100 Tahun: Diganggu Bayangan Hitam dan Suara Aneh, Senter Tiba-tiba Mati

"Pasar ini akan terus kami adakan setiap hari Minggu pagi, sedangkan kegiatan dengan konsep festival diadakan setahun sekali pada bulan September. Semoga keberadaan pasar ini dapat menjadi jalan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat” ujar Wawan

Ditemui di lain kesempatan, Kepala Seksi Pengelolaan ODTW Dinas Pariwisata DIY Ndari Susanti, S.S.T.Par menegaskan bahwa pihaknya mendukung komunitas atau kelompok masyarakat
untuk menumbuh kembangkan kepariwisataan di DIY.

Halaman:

Tags

Terkini