HARIAN MERAPI - Warga di Yogyakarta sudah tidak asing lagi dengan geblek, makanan tradisional khas dari Kabupaten Kulon Progo yang legendaris, bersejarah dan filosofis.
Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah makanan tradisional khas Kulon Progo yang disebut geblek ini, dan apa makna filosofinya.
Sejarah makanan tradisional khas Kulon Progo yang disebut geblek ini terkait dengan masa perjuangan kemerdekaan RI.
Baca Juga: 26 kasus TPPO di wilayah Jateng berhasil dibongkar, begini modusnya
Namun sebelum mengupas sejarah dan makna filosofinya, sebaiknya ketahui dulu terbuat dari apakah makanan geblek tersebut.
Geblek makanan tradisional khas Kulon Progo ini merupakan makanan yang dibuat dari saripati ketela. Proses pembuatannya cukup panjang dan menuntut kesabaran.
Pertama-tama, ketela diparut atau digiling dan diambil saripatinya. Lalu, dicampur ampasnya sedikit, dan diberi bumbu bawang putih dan garam. Kemudian, dibentuk bulat bersambung.
Setelah dibentuk, geblek yang masih mentah tersebut digoreng setengah matang. Lalu, dibentuk lagi menjadi lingkaran kecil bersambung-sambung.
Baca Juga: Jangan Diremehkan Bun, Berikut Lima Tanda Anak Mengalami Depresi
Geblek yang pada awalnya dibuat dalam ukuran besar, kini dibuat agak kecil. Selain karena alasan bahan baku, juga agar lebih mudah menyantapnya.
Makanan tradisional khas Kulon Progo ini berasa gurih kenyal, dan cenderung alot. Karenanya, saat ini dibuat ukuran kecil agar mudah dinikmati.
Dalam sejarahnya, geblek yang sederhana ini adalah makanan lokal di zaman perang kemerdekaan RI. Saat itu, geblek dibuat sebagai makanan mengenyangkan pengganti beras yang mahal.
Sebagai lauknya, dibuatlah tempe benguk bacem yang berasa manis. Bagi yang tidak suka manis, tempe benguk juga dibuat gurih dengan santan kelapa yang kental.
Baca Juga: Marquez gagal capai finsish di MotoGP, mengaku kecewa, ini ungkapannya