kuliner

Masakan tradisional jenang lemu, sarat makna filosofi ada sejak zaman kerajaan Hindu - Budha

Rabu, 7 Juni 2023 | 19:40 WIB
Jenang lemu sebelum dilengkapi dengan kuah dan isiannya, filosofi bayi yang masih suci dan bersih (MERAPI-YOSI WULANDARI)

HARIAN MERAPI - Masakan tradisional jenang lemu, sarat makna filosofi ada sejak zaman kerajaan Hindi - Budha

Segala keindahan alam Indonesia selalu dihiasi berbagai tradisi baik berbentuk ritual ataupun makanan yang disajikan.

Masyarakat Jawa pun, khususnya di daerah Pleret, Bantul, Yogyakarta masih menjaga tradisi lokal demi menciptakan kerukunan dan kebersamaan antara warga masyarakat.

Baca Juga: Kumpul Kebo dengan janda, Pak Tentara dipecat dari Dinas AD, ini kasusnya

Bahkan, tidak sedikit yang tidak paham makna dari makanan Jenang Lemu ini.

Tapi eksistensi jenang masih terjaga sejak zaman kerajaan Hindu Budha bahkan Islam masuk hingga saat ini. Makanan Jenang Lemu biasanya disuguhkan sebagai acara selamatan kelahiran anak.

Jenang sebagai salah satu makanan yang selalu hadir dalam berbagai tradisi ataupun kegiatan ritual di Daerah Istimewa Yogyakarta pun tidak lepas dari makna dan filosofi yang termuat di dalamnya.

Kehadiran beragam jenis jenang juga diyakini hadir karena kreativitas masyarakatnya. Jenang yang berarti bubur dalam bahasa Indonesianya dalam filosofi Jawa memiliki makna sebagai rasa syukur kepada Tuhan.

Jenang menjadi simbol doa, harapan, semangat, dan persatuan masyarakat Jawa.

Baca Juga: Wujudkan Bantul Bersih Sampah 2025, DLH Dukung Penanganan Sampah Selesai di Tingkat Kalurahan

Masyarakat Jawa dengan tradisi jenang sudah ada sebelum Indonesia berdiri. Jenang menjadi hidangan asli nusantara yang tercatat dalam Serat Lubdaka karangan Mpu Tanakung di zaman Kerajaan Kediri sekitar abad ke-12 dan ditemukan juga pada Serat Centhini.

Catatan ini menjadi bukti kehadiran jenang yang sudah lama bertahan dan tentu sangat menyatu dalam kehidupan masyarakatnya. Bahkan jenang telah hadir dalam ratusan tahun dalam berbagai ritual dan jenis yang melingkupinya.

Kehadiran Jenang, termasuk Jenang lemu dilihat dari cara memasak yang dijenang atau dibubur menunjukkan hadir sejak masyarakat dahulu belum mengenal peralatan memasak yang sebanyak saat ini.

Serat Centhini menceritakan jenang ditemukan di bumi Mataram pada sesaji, pesta, ataupun penjaja makanan di acara wayang hingga sarapan.

Baca Juga: Harga Family Vespa GTS Terbaru yang Resmi Meluncur Tembus Rp 163 juta

Halaman:

Tags

Terkini