Jenis Jenang yang dimunculkan juga cukup banyak dalam Serat Centhini, diantaranya jenang blowok bang biru ijem pethak cemeng myang kuning,
jenang lemu sanga, jenang katul, jenang abang, jenang baro-baro, jenang putih, jenang cocoh bang pethak, hingga jenang yang diolah dengan buah-buahan.
Pembuatan jenang dimakan dengan tujuan memberikan kekuatan, kesehatan, dan mengembalikan tubuh yang prima. Kandungan dan filosofi penyajian jenang menjadi sangat sesuai karena khasiat makannya memberikan kekuatan bagi yang bekerja.
Untuk ritual atau upacara jenang menjadi ungkapan permohonan keselamatan dan syukur manusia kepada Tuhan.
Sebagai sebuah tradisi yang berlangsung pada suatu masyarakat, Jenang Lemu pun dari sudut pandang sosiologi diartikan sebagai makanan tradisional yang tidak mengenal kasta sosial,
Baca Juga: MK perpanjang jabatan pimpinan KPK, Menkopolhukam masih lakukan pengkajian, begini komentar Jokowi
baik keluarga raja, priyayi, hingga orang biasa (wong cilik) dalam bahasa jawa pun sama-sama mengonsumsi jenang (bubur). (Ditulis: Yosi Wulandari UAD) *