Masyarakat diminta batasi konsumen makanan manis saat bukber, ini alasannya

photo author
- Selasa, 4 Maret 2025 | 09:30 WIB
Sejumlah anak berdoa sebelum berbuka puasa bersama di Masjid Besar Al-Ula, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (2/3/2025).  (ANTARA FOTO/Aditya Nugroho)
Sejumlah anak berdoa sebelum berbuka puasa bersama di Masjid Besar Al-Ula, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (2/3/2025). (ANTARA FOTO/Aditya Nugroho)



HARIAN MERAPI - Masyarakat dianjurkan untuk membatasi mengonsumsi makanan manis saat berbuka bersama teman.


Selain itu, juga perlu membatasi makanan berlemak dan tinggi kalori, karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan.


Demikian anjuran Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten dr. Dian Permatasari, MGizi, SpGK saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Jenazah Pendaki Cartensz Lilie Wijayati Tiba di Rumah Duka Bandung, akan Dimakamkan di San Diego Hills

"Kebiasaan dan makanan yang perlu dihindari saat berbuka puasa bersama teman-teman itu makanan manis, makanan yang berlemak dan tinggi kalori. Itu sebaiknya dibatasi saat berbuka puasa," kata Ketua PDGKI Cabang Banten

Dian mengatakan meski ajaran Islam menganjurkan untuk berbuka dengan makanan yang manis, umat muslim tetap harus memilih makanan manis yang sehat. Hal tersebut dilakukan agar kesehatan khususnya sistem pencernaan tetap terjaga dengan baik.

Ia mencontohkan ketika berbuka puasa dengan meminum teh, asupan gula yang dianjurkan untuk dikonsumsi hanya 1 sampai 2 sendok saja. Jika ingin lebih aman, masyarakat dapat berbuka dengan air kelapa atau kelapa tanpa gula, sirup atau susu kental manis.

Baca Juga: Pendakian Puncak Cartensz Dihentikan Sementara

Takjil yang dipilih pun bisa berupa potongan buah-buahan, 1 atau 3 butir kurma dan langsung dilanjutkan dengan makan besar.

"Jadi kalau bisa takjil-takjil seperti kolak, gorengan, kemudian lontong, atau makanan manis lainnya itu sebaiknya dibatasi, kita langsung ubah saja ke makan malam," ucap Dian.

Apabila ketika tarawih masih merasa lapar, porsi potongan buah boleh ditambah atau memilih sayur dan yogurt sebagai opsi lain.

"Misalnya ingin lagi makan, boleh, tapi tidak perlu menambahkan nasi lagi pada saat makan setelah tarawih, hanya lauk dan sayur-sayur atau buah-buahan saja," ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, Ahli Gizi dari RSCM Fitri Hudayani menekankan dalam menjalankan puasa yang harus diperhatikan adalah jadwal, jenis dan jumlah makanan yang harus dikonsumsi.

Baca Juga: Hak Buruh PT Sritex Terkena PHK Segera Dicairkan

Banyak makanan yang mengandung gula dan lemak sering kita temukan di bulan Ramadhan misalnya minuman manis, kudapan manis dan juga gorengan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X