Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 2: Pesan Terakhir dari Ayah

photo author
- Sabtu, 21 Agustus 2021 | 18:49 WIB
Pak Wiryo berpesan pada Seno agar tetap teguh dpendirian, berbakti kepada orang tua, menjalankan perintah agama dan selalu jujur. (Ilustrasi Sibhe)
Pak Wiryo berpesan pada Seno agar tetap teguh dpendirian, berbakti kepada orang tua, menjalankan perintah agama dan selalu jujur. (Ilustrasi Sibhe)

Siang hari pikiran ruwet Mbok Wiryo itu bisa tersamarkan dengan banyaknya pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya. Namun dalam sepinya malam menjelang tidur, keresahan hati Mbok Wiryo tak bisa dipungkiri.

Hanya doa yang tak putus-putusnya ia panjatkan, agar dirinya diberi kekuatan dan jalan keluar terbaik demi kelangsungan hidup keluarganya.

Berbeda halnya dengan Seno. Sekalipun muncul keresahan, namun dirinya tetap optimis akan mampu melewati segala rintangan di depannya. Dia sudah berjanji pada sang ayah, untuk dapat meraih cita-citanya yang ia gantungkan di langit. Dan itu akan dilakukannya, hanya dengan kerja keras, modal otak dan tak lupa selalu berdoa.

Baca Juga: Rinni Wulandari Bagikan Kisah Hidupnya Lewat Album 'Skins'

Keyakinan Seno benar adanya. Tak berselang lama usai kepergian sang ayah, datanglah kabar gembira. ia mendapat tawaran lolos gratis di sebuah perguruan negeri ternama. Bahkan Seno mendapat bea siswa pula, sehingga tak perlu memikirkan biaya kuliah sampai lulus nanti.

Kemudahan ini didapat berkat prestasi yang ditorehkan Seno sepanjang menempuh bangku sekolah SMA. Dari kelas X, rapor Seno selalu bagus. Masih ditambah dengan beberapa kali menjadi juara dalam lomba karya ilmiah.

"Alhamdulillah, Simbok senang sekali," kata Mbok Wiryo dengan mata berkaca-kaca.

Seno pun memeluk ibunya erat-erat, seakan tak ingin kehilangan lagi orang yang dicintai sekaligus sangat dihormatinya.
"Bapak pasti bangga dengan kamu."

Seno makin erat memeluk ibunya. Tak kuasa ia menahan rasa haru, hingga air mata pun menetes jatuh ke pundak Mbok Wiryo.

Baca Juga: Sri Sultan HB X: Filantropi Ekonomi Islam Dapat Menjadi Solusi Mudah Mengatasi Pandemi

Dalam hati Seno mengucapkan rasa terima kasih tak terhingga kepada sang ayah yang telah tiada. Sekalipun tak memberikan harta berlimpah, namun dirinya melihat sosok ayahnya yang penuh wibawa telah memberikan bekal berharga selama ini. Yakni, berupa dorongan semangat yang tiada henti hingga akhir hayatnya.

Kini Seno sudah memasuki dunia baru. Sama seperti halnya sewaktu masih sekolah di SMP maupun SMA, ia tak pernah peduli dengan kondisi teman-temannya yang kebanyakan berasal dari kalangan orang berada. Seno hanya ingin menunjukkan jati dirinya lewat prestasi, karena ada angan-angan yang harus ia raih. Ada pula keluarga di belakangnya, yang ingin ia angkat derajatnya. Itulah motivasi yang membuat Seno kuat menghadapi segala rintangan. (Bersambung)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X