Satrio memberikan selendang sutera kepadaku.
"Malam bulan purnama kujumpai dirimu di tempat ini" ucapnya.
Aku hanya menganggukkan kepala. Satrio pun berlalu ditelan kabut sembari melemparkan senyuman.
Malam yang dingin menelan kerinduan yang syahdu. Aku yang telah memilihmu.
Namamu akan terpatri di hati. Seperti purnama yang selalu menepati janji. (Seperti dikisahkan Iis Suwartini di Koran Merapi) *