Jika benar dia sudah tiada pastilah Satrio akan kemari.
Aku sudah berada di ambang kewarasan. Berhayal tentang cinta tak kasat mata.
Malam semakin larut. Aku pun tidak tahu sosok seperti apa yang akan menemuiku.
Ada rasa takut bercampur rindu. Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB satu persatu para pedagang bergegas ke rumah mereka.
Rintik hujan menemani kesendirianku. Udara dingin mengelus bulu kudukku. Rasa takut mulai menghampiriku.
Sayup-sayup suara gamelan terdengar di telinga. Semerbak aroma melati semakin membuatku gemetar.
Dadaku berdegup kencang. Suara ringkihan kuda kian mendekat.
Baca Juga: Pengalaman misteri Tini yang harus membesarkan anak gaib hasil hubungan dengan makhluk halus
Sontak aku terkejut menyaksikan iring-iringan bregada.
Puluhan bregada berbaris rapi memenuhi Kreteg Abang.
Tidak lama kereta kencana berhenti di hadapanku.
Aku benar-benar tidak percaya. Persis seperti mimpiku Satrio datang dengan wujud ksatria.
Inikah negeri antah berantah yang pernah ia ceritakan.
Kali ini dia yang banyak berbicara. Aku hanya bisa tersenyum.