Sesampai di rumah, Wiwid bercerita pada adiknya.
"Mbak harusnya kalau lewat dekat makam bunyikan klakson sambil ucap salam," kata adiknya memgingatkan.
Keesokan malamnya, tepat saat hari ketiga tahlil, kembali Wiwid pulang dari memberikan les privat.
Kali ini dia melewati jalan lain, melewati depan kompleks pemakaman yang letaknya lebih tinggi dari jalan menyerupai bukit.
Ketika hendak melewati makam, dia ingat pesan adiknya.
Maka, tak lupa dia mengucap salam dan membunyikan klakson, "Assalamu'alaikum..." Din!
"Wa'alaikum salam...."
"Huaaaaaa!!!! Siapa itu???" Wiwid segera tancap gas pol karena panik mendengar salamnya dijawab dari belakang rumah cungkup.
Dan suaranya sangat mirip dengan suara Mbah Sam.
Wiwid memacu sepeda motornya tanpa memikirkan keselamatannya.
Yang dia pikirkan bisa segera sampai rumah. Beruntung di rumah segera dibukakan pintu.
Badannya gemetaran, wajahnya pucat.
"Ada apa, Nduk?" tanya Emak yang membukakan pintu.