“Mungkin arwah Non Ria belum tenang.”
“Sepertinya ada yang mengurung arwahnya.”
“Sebaiknya kita kirim doa untuknya, barangkali bisa membantunya.”
Mereka berdua pun sepakat untuk mendoakan Ria.
Tidak lama kemudian datang angin sepoi-sepoi diiringi wangi melati yang begitu menyengat.
Parjo dan pak mandor mencoba mengabaikannya dan fokus untuk berdoa.
Mereka pun sepakat disepertiga malam akan terus mendoakan Ria. (Seperti dikisahkan Iis Suwartini UAD di Koran Merapi) *