Cerita Mistis Arwah Ibu Pamit Tepat di Peringatan 40 Hari Meninggalnya

photo author
- Sabtu, 19 Maret 2022 | 22:00 WIB
Panji melihat tapak tangah di tepung (Ilustrasi Pramono Estu)
Panji melihat tapak tangah di tepung (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Kala itu Ningsih menyiapkan tepung yang diletakkan di wadah agak besar yang kemudian di letakkan di kamar ibunya yang sudah meninggal. Hari ini tepat 40 hari.

Setelah tepat 40 hari orang itu meninggal maka menurut kepercayan memang akan datang dan berpamitan pada keluarganya. Orang-orang Madura sangat mempercayai itu.

Sekitar jam 1 malam, Ningsih mendengar ada yang melempar sesuatu ke rumahnya yang disusul dengan bunyi cicak yang nyaring.

Baca Juga: Kiat Puasa Bagi Penderita GERD, Prof. Ari : Konsultasu Dulu dengan Dokter

“Iya Mak, silakan pergi,” ucap Ningsih dengan halus.

Esok harinya, anak Ningsih, Panji yang penasaran pada cerita mistis yang selalu ia dengar dari ibunya, langsung masuk ke kamar neneknya.

Panji melihat jejak tangan di tepung itu, 5 jari orang dewasa. Panji kemudian membawa tepung ke luar rumah dan memberi tahu kepada ibunya yang kebetulan sedang berkumpul dengan anggota keluarga lainnya.

“Buk, ini jejak tangannya nenek ya?”

“Iya Pan. Itu jejak tangan nenekmu”, Ayu menjawab, ia adalah saudaranya Alm Sri.

Baca Juga: Enam Janji Allah Kepada Orang Beriman, Salah satunya Ditunjukkan Kepada Jalan yang Benar (Al Hidayah)

“Tadi malem, dapurku berisik sekali, ada bunyi piring jatuh dan kran air yang hidup mati sendiri. Sri pamit” lanjut Ayu.

“Kalau aku beda lagi, saat aku tidur tadi malem, aku mendengar bisikan di telingaku. Bisikannya kayak angin yang lewat itu, wuuussshh."

"Kemudian bau kemenyan menyeruak di kamarku. Aku merinding sekali, nggak bisa tidur tapi tetap tutup mata, takut kalau dibuka dia berada di depanku”, ucap Lastri dengan heboh, ia anak dari Ayu.

Keluarga itu saling melempar cerita mistis yang tengah di alami tadi malam. Mayat yang sudah 40 hari memang di percaya pamit dengan banyak cara, seperti yang diceritakan keluarga Ningsih. (Seperti dikisahkan Sulfaini di Koran Merapi) *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X