HARIAN MERAPI - Jarang yang tahu kalau Raden Tumenggung (RT) Padmanegara adalah ayahanda Raden Ngabehi Ronggowarsito, dan senopati perang Sultan Agung.
RT Padmanegara ayahanda Ronggowarsito itu jadi senopati andalan Sultan Agung saat melawan kompeni Belanda tahun 1628.
Meski tidak populer, kisah RT Padmanegara ayahanda Ronggowarsito menarik diungkap, terutama terkait perannya sebagai senopati Sultan Agung.
Dia adalah tokoh sakti zaman Sultan Agung Hanyokrokusumo. Seorang tumenggung atau bupati di Pekalongan yang sohor di masanya.
Pada masa itu, Raden Tumenggung Padmanegara menjadi senopati perang Sultan Agung yang disegani.
Dia adalah panglima perang yang gigih menghadang infiltrasi kompeni Belanda yang terus mencoba merangsek ke Jawa Tengah.
Kronik-kronik Mataram mengisahkan peran penting RT Padmanegara itu saat menghadang laju penjajahan Belanda.
Baca Juga: Perpu jadi jaminan kepastian penyelenggaraan Pemilu 2024, ini reaksi anggota DPR RI
Kisahnya berawal pada sekitar tahun 1628 Masehi, ketika kompeni Belanda sudah bercokol di Batavia Jakarta.
Babad Ing Sengkala mencatat pada tahun tersebut Sultan Agung pernah menggempur pasukan asing itu.
Namun, serangan Sultan Agung kandas karena kalah persenjataan. Selain itu juga kehabisan logistik, dan banyak prajurit terserang penyakit selama di perjalanan.
Ketika itu Sultan Agung sudah beranjak tua, dan tidak mungkin lagi untuk berperang.
Baca Juga: Bangkitkan selera makan dengan tongseng dan gulai berbahan nila, apalagi harganya merakyat