Euis mencoba menepis rasa kekhawatirannya.
Ia pun mulai menikmati suasana alam air terjun Curug Seribu.
Selang beberapa lama langit nampak mendung dan suasana seketika hening.
Satu persatu pengunjung mulai naik ke atas.
Tak lama kemudian terdengar suara tangisan.
Euis pun mencari suara tangisan tersebut.
Ia mengatakan pada teman-temannya, namun tak ada satu pun yang mendengar suara tangisan tersebut.
Rasa penasarannya pun semakin menjadi ia terus menelusuri arah datangnya suara tangisan.
Semakin lama ia semakin jauh dari teman-temannya.
Rasa takut kerap muncul di benaknya. Namun suara itu seolah memanggil Euis.
Euis seperti kehilangan kesadaran.
“Euis menghilang!” teriak Anton.
“Teman-temannya pun bergegas mencari Euis.”